
TES AWAL: Pemain-pemain Arema saat menjalani swab test, sebelum latihan bersama beberapa waktu lalu. Jika nanti kembali berlatih di awal Januari, mereka harus kembali jalani swab test. (DI’s Way Malang Post)
Malang – Belajar dari pengalaman Bruno Smith Nogueira Camargo, playmaker asal Brasil, manajemen Arema FC harus melakukan antisipasi, ketika akan memulai latihan bersama. Ketika itu, begitu tiba di Malang (05/10), Bruno langsung gabung latihan Arema FC, tanpa melewati prosedural protokol kesehatan Covid-19. Padahal dari hasil tes, Bruno terkonfirmasi positif Covid-19. Bawaaan dari negaranya, yang menduduki peringkat ketiga terbanyak yang terpapar virus itu di dunia. Serta merta, seluruh pemain, pelatih dan ofisial tim, dipaksa harus melakukan serologi test. Pun dengan wartawan yang meliput, harus melaksanakan tes. Lantaran ada sesi wawancara dengan Bruno.
‘’Selain kami masih menunggu workshop protokol kesehatan, bila nanti akan dirilis PSSI atau PT LIB, apabila lanjutan Liga 1 digelar Februari 2021, kami akan usul seperti ketika tim latihan bersama awal Agustus lalu. Semua pemain, idealnya harus melakukan swab test. Minimal rapid test atau juga serologi test. Jadi tak langsung latihan. Kita belajar dari pengalaman Bruno Smith,’’ ujar dokter tim Arema, dr. Nanang Tri Wahyudi, SPOK.
Seperti diwacanakan dalam SKEP/69/XI/2020 tanggal 16 November, yang diputuskan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, lanjutan kompetisi Liga 1 2020, akan digelar Februari sampai Juli 2021. Namun dengan titel baru. Liga 1 2020/2021. Belum ditentukan akan menggunakan format kompetisi seperti apa.
‘’Agar safe semua, harus ada swab test beberepa hari sebelum rencana latihan awal Januari 2021 nanti. Namun saat ini kami harus diskusikan terlebih dahulu dengan manajemen tim, bagaimana sebaiknya. Saat ini tim libur. Semua pemain dan pelatih serta ofisial pulang ke kampung halamannya masing-masing. Tapi kami berharap mereka tetap bisa kedepankan protokol kesehatan, dalam kondisi pandemi wabah virus corona,’’ imbuh dr Nanang Wahyudi.
Menurutnya, untuk rapid test atau selorogi test sendiri, sifatnya sebagai skrining atau penyaringan awal, guna mendiagnosis pemain atau jajaran pelatih. Mereka terinfeksi atau tidak terhadap virus Covid-19. Namun hasil pemeriksaan swab test yang lebih ideal dan menjadi acuan, untuk memastikan positif tidaknya seluruh unsur tim.
‘’Terlebih para pemain dan tim pelatih, setelah libur panjang latihan dan kompetisi, akan datang lagi ke Malang. Mereka kan berasal dari berbagai kota di Indonesia. Termasuk Malang Raya sendiri. Bahkan ada yang pulang ke Brasil. Jadi tidak hanya rapid test, kalau memang ingin mengetahui secara akurat, memastikan positif atau tidaknya Covid-19, ya harus dilakukan dengan swab test. Meski konsekuensinya tarif swab test mandiri cukup mahal,’’ tegasnya. (act/rdt)