Malang – Mulai bisa tersenyum. Juga gembira. Meski belum sepenuhnya. Itulah perasaan yang terungkap dari para guru dan pelajar sejumlah SMA/SMK di Kota Malang dan Kab Malang. Sekolah mereka telah diizinkan melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka.
Status Kota Malang dan Batu masih oranye. Kini menuju kuning. Sedang, Kabupaten Malang sudah kuning. Itu yang melandasi bisa digelar KBM tatap muka. Tetapi, tetap waspada. Monitoring dan evalusi (monev) semua pihak, termasuk Satgas Covid-19, harus dilakukan.
Sampai kini sudah 8 SMA/SMK Kota Malang dan satu SMAN di Kabupaten Malang yang diizinkan tatap muka. Mereka telah uji coba sejak keluar Surat Edaran (SE) Gubernur Jatim No 420/11350/101.1/2020. Dimulai 18 Agustus lalu. Hanya Kota Batu belum ada tatap muka.
Uji coba Malang Raya diawali SMAN 2 Kota Malang. Sukses. Diikuti SMA/SMK lain. Kini tak lagi sekadar uji coba. Namun, tatap muka bergiliran. Terbatas selama 4 jam. Mulai jam 07.00-11.00 WIB. Kapasitas rombongan belajar (rombel) dalam kelas juga baru separo. Antara 15-20 siswa.
“Menyenenangkan. Transfer ilmu tiap mata pelajaran dari guru mudah diterima”.
Komentar kompak Erina, Azizah, dan Dila kelas 12 IPS 4 dan Krisna Audi Noviana kelas 12 IPS 3 SMAN 2 Malang. “Saat daring, orangtua sering marah apabila ditanya perihal pelajaran.” “Tatap muka lebih efektif,” tambah Waka Bidang Kurikulum SMAN 2 Malang, Nurul Firdhaus, S.Kom., M.Pd .
Dinas Pendidikan Jatim Cabang Malang selalu koordinasi dengan Satgas Covid-19 masing-masing daerah. Melakukan monitor dan evaluasi (monev) tatap muka. “Hasil dan saran selalu disampaikan ke sekolah. Jika tetap melanggar, tentu ada tindakan,” tegasJuru Bicara Satgas Covid-19 Kota Malang, dr Husnul Muarif.
Kapan siswa PAUD, TK, SD hingga SMP tatap muka, Satgas masih melihat kesiapan sarana prasarana mereka dalam protokol kesehatan. Kalau sudah siap dilakukan uji coba dulu. Proses selanjutnya sama dengan SMA/SMK.(ekn)
>>>>>>Selengkapnya di Harian DIs Way Malang Post Edisi Kamis (05/11)