Malang – Dia adalah legenda penjaga gawang. Saksi hidup bagi Arema FC, saat meraih gelar juara kompetisi Liga sepak bola utama (Galatama). Sesi XII tahun 1992/1993.
Dia merupakan andalan palang pintu akhir tim Singo Edan, yang sulit ditembus pemain lawan. Kepiawaiannya di bawah mistar gawang, juga mampu memupus asa dua tim asal Kalimantan, Pupuk Kaltim Bontang dan Barito Putra Banjarmasin, menggusur posisi puncak Arema.
Keberadaan Nanang Hidayat saat ini, adalah pelatih penjaga gawang di tim peraih treble winner pada Liga Futebol Amadora 2019 (LFA) Lalenok United Dili, Timor Leste. Kembali berlanjut untuk Primeira Divisao musim 2020.
Namun musim 2020 ini, Nanang tak lagi bersama pelatih kepala musim 2019 asal Maluku, Yantje Efraim Metmey, yang memutuskan pulang ke Indonesia. Yantje digantikan Simon Paulus Elissectche Correa asal Chile. Pernah membesut PSSB Bireuen, Persita Tangerang, Persikutim Kutai Timur dan Aceh United.
Tugas besar dan tidak ringan, dibebankan manajemen tim berjuluk The Lobsters kepada Nanang Hidayat bersama Simon Elissectche. Mempertahankan treble winner yang diraih Yantje Metmey tahun 2019. Yaitu juara Primeira Divisao (Divisi 1), juara Taca 12 de Novembro FFTL (Piala Federacao de Futebol de Timor-Leste) dan juara Super Taca Liga Futebol Amadora (Piala Super).
‘’Alhamdulillah untuk Liga Futebol Amadora musim 2020 ini, manajemen Lalenok United memberi kepercayaan saya tetap melatih penjaga gawang mereka. Rekan saya Yantje Metmey, tidak lagi di tim. Digantikan pelatih dari Chile yang sudah saya kenal lama di Liga Indonesia sebelumnya, Simon Elissectche.’’
‘’Musim ini tantangan lebih berat. Harus mempertahankan treble winner yang diraih Yantje Metmey tahun 2019, juara Primeira Divisao, Taca 12 de Novembro FFT dan Super Taca,’’ ujar pelatih kelahiran Mataram, Lombok NTB, 10 April 1965 tersebut.
Pada 20 Agustus lalu, Nanang bersama timnya, telah memulai laga perdana pada Taca 12 de Novembro FFTL (Federacao de Futebol de Timor-Leste) atau piala federasi sepak bola, di negeri yang luasnya setengah dari Provinsi Jawa Timur tersebut.
‘’Jangan bandingkan berapa besarnya gaji pemain asing, atau pelatih asing sekalipun dengan di Liga 1 Indonesia. Di Timor Leste tidak ada uang kontrak. Hanya gaji bulanan saja,’’ sebutnya.
Gaji untuk kelas pemain dan pelatih asing di Primeira Divisao (Liga 1,red) Liga Futebol Amadora Timor-Leste, kata dia, hampir sama dengan pemain atau pelatih lokal di Liga 2 Indonesia. Sekitar Rp10 jutaan saja. Begitu juga kualitas lapangan, tak sebagus di Indonesia.
Nanang Hidayat, bukan nama asing bagi Aremania. Juga publik sepak bola di Malang. Dia merupakan kiper Arema selama empat musim di kompetisi Galatama. Sejak 1990/1991 hingga 1993/1994. Serta Liga Indonesia 1994/1995.
Dia awali karirnya selama tiga musim bersama Arseto Solo (1987-1990). Nanang sosok penting bawah mistar gawang, di balik gelar juara Arema pada Galatama XII 1992/1993.
Sepanjang 32 laga tim di Galatama XII 1992/1993, Nanang bermain dalam 25 laga. Hanya kebobolan 13 gol dari total 22 gol kebobolan timnya. Termasuk tampilannya pada empat laga Asian Club Championship 1993/1994 (AFC Champions League). Ketika itu dia juga dilapis dua kiper lainnya. Andi Sukriyan dan Yanur Hermansyah.
‘’Sepanjang 33 tahun karir sepak bola saya, baik sebagai pemain maupun pelatih, tiga momentum terbaik saya raih. Yaitu juara Galatama 1992/1993 bersama Arema, treble winner Lalenok United di Liga Futebol Amadora Timor-Leste 2019 dan medali emas PON Kaltim 2008 bersama Tim Jawa Timur,’’ sebutnya.
Sekali pun kini dia jauh berada di Dili Timor-Leste, tapi Nanang tak pernah bisa melupakan Arema. Klub inilah membesarkan karir sepak bolanya. Termasuk bisa berkarier sampai saat ini. Juga tetap di lingkungan sepak bola.
‘’Doa saya, Arema selamanya menjadi tim besar dan sukses di Liga Indonesia. Mimpi saya, suatu saat kelak, bisa menajdi pelatih kiper di Arema dan Timnas Indonesia. Salam saya untuk manajemen, pemain, pelatih Arema dan khusus salah hormat untuk Aremania. Doakan suatu saat kelak, saya gabung tim Singo Edan,’’ tegas pelatih yang berdomisili di BTN Montong Kedaton, Senggigi Montong Kedaton, Lombok Barat NTB tersebut. (act/rdt)
Biodata
Nama : Nanang Hidayat
Lahir : Mataram, Lombok NTB, 4 Maret 1965
Alamat : BTN Montong Kedaton Jalan Raya Senggigi, Lombok Barat NTB
Klub saat ini : Pelatih kiper Lalenok United FC (Timor-Leste)
Karir pelatih :
2020 Lalenok United FC (Primeira Divisao LFA Timor-Leste)
2019 Lalenok United FC (Primeira Divisao LFA Timor-Leste)
2018 Persib Bantul (Indonesia Liga 3)
2014 Persewangi Banyuwangi (Indonesia Divisi Utama)
2013 Persewangi Banyuwangi (Indonesia Divisi Utama)
2011/2012 PS Sumbawa Barat (Indonesia Divisi 1)
2010/2011 PS Sumbawa Barat (Indonesia Divisi 1)
2009/2010 Persikubar Kutai Barat (Indonesia Divisi 1)
2008 Tim PON Jawa Timur (Medali Emnas PON Kaltim)
Karir pemain :
2003 – 2004 : Persisam Putra Samarinda (Liga Indonesia Divisi 2)
2001 – 2002 : Barito Putera (Liga Indonesia Divisi Utama)
1999/2000 : Barito Putera (Liga Indonesia Divisi Utama)
1997/1998 – 1998/1999 : Putra Samarinda (Liga Indonesia Divisi Utama)
1995/1996 – 1996/1997 : Persiba Balikpapan (Liga Indonesia Divisi Utama)
1990/1992 – 1994/1995 : Arema Malang (Galatama XI – XIV)
1987/1988 – 1990 : Arseto Solo (Galatama VIII – X)
Prestasi bersama Lalenok United FC
2020 Babak 1 kualifikasi play-off AFC Cup Zona ASEAN
2019 Juara Primeira Divisao Liga Futebol Amadora (Divisi 1)
2019 Juara Taca 12 de Novembro FFTL (Piala Federacao de Futebol de Timor-Leste)
2019 Juara Super Taca Liga Futebol Amadora (Piala Super)