Malang – Tarantula, salah satu jenis laba-laba. Berukuran besar dan umumnya berambut. Masuk famili theraphosidae. Terdapat sekitar 800 spesies. Sebagian besar tidak membahayakan manusia. Bisa dijadikan hewan peliharaaan eksotik. Tapi bisa menggigit. Seperti laba-laba umumnya memiliki taring. Gigitannya menyakitkan bagi manusia. Namun, racunnya lemah. Lebih kuat racun lebah madu. Namanya berasal dari kota di Italia yaitu Taranto.
Di balik penampilannya yang sangar, ternyata hewan ini membawa manfaat bagi kesehatan. Terutama sarang telurnya. Selama ini dipandang sebelah mata. Padahal menyimpan berjuta manfaat. Masih jarang diketahui. Ini dijadikan bahan riset oleh mahasiswa UB. Rizki Senna S, Ilham Maulana D, Resti Oktaviarni, Yushidayah NS dan Molanika S.
Mahasiswa lintas fakultas ini, membuat desain kasa dari sarang telur Tarantula. Diberi nama Kaspro. Rizky mewakili timnya menjelaskan, “Sarang telur tarantula mengandung protein fibroin atau fibrinoin yang tinggi. Mampu membantu mempercepat penghentian darah dan penyembuhan luka terbuka.”
Luka terbuka yang dibalut kasa akan mengalami regenerasi. Karena jumah sel fibroblas, sintesis kolagen, kekuatan tensile, kontraksi luka dan periode epitelisasi. “Penyembuhan luka kasa Kaspro melalui kandungan protein yang ada di dalamnya. Cara kerjanya sama seperti kasa biasanya. Hanya saja penyembuhan bisa lebih cepat,” ungkapnya.
Yushidayah mengatakan, sarang telur ini didapat dari hasil pembudidayaan. Sekitar dua bulan, setelah itu dipanen. Timnya kerjasama dengan mitra. Yaitu pecinta atau kolektor tarantula di Indonesia, Ming Cu. Ia pemilik sekaligus mitra tarantula terbesar di Indonesia.
Ia mengungkapkan, desain inovasi kasa sarang Tarantula sangat menarik. Karena lebih efektif dalam menyembuhkan luka. Dibandingkan dengan kasa konvensional. Selain itu, limbah sarang telur jarang digunakan. Apalagi diolah menjadi bahan atau produk yang bermanfaat.
“Ya, sangat menarik. Inovasi dari teman-teman ini bagus sekali. Apalagi limbah tarantula jarang digunakan. Bahkan diolah kembali menjadi bahan atau barang yang bermanfaat,” ujarnya.
Ilham menjelaskan, Kaspro bermotif batik. Ciri khas nusantara. Memperhatikan pemakaian praktis dan ekonomis. Terdapat dua produk, yaitu kasa gulung dan kasa plester. “Desain kasa Kaspro ini menarik. Kedepannya kami akan memasarkan melalui situs e-commerce atau sosial media. Harganya Rp 30 ribu per box. Isi 20 kasa standar dan 5 kasa jumbo. Jenis gulung harganya Rp 37 ribu,” jelasnya.
“Output yang diharapkan, bisa menjadi kasa unggulan Indonesia. Memperbanyak kerjasama kemitraan. Menghasilkan pemasukan. Membantu berbagai sektor dan berkelanjutan,” kata dosen pembimbing Zulfaidah Penata Gama S.Si M.Si Ph.D. (mrz–jan)