MALANG POST – Pemkot Batu dan Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) RI terus memperkuat sinergi, untuk mendongkrak kapasitas dan daya saing pelaku UMKM lokal. Komitmen ini ditandai dengan rencana penyaluran bantuan berbasis Corporate Social Responsibility (CSR) yang dijamin langsung oleh Wakil Menteri UMKM, Helvi Yuni Moraza.
Rencana strategis ini mengemuka dalam sebuah diskusi antara Wamen Helvi, jajaran Pemkot Batu dan perwakilan pelaku usaha. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja Helvi ke sejumlah sentra UMKM di Kota Batu pada Desember 2024 silam.
“Sejak kunjungan itu, kami terus memantau perkembangan UMKM di Kota Batu. Banyak potensi yang bisa naik kelas tetapi perlu dukungan lebih kuat, terutama dari sisi permodalan,” ujar Helvi Moraza, Minggu (23/11/2025).
Dalam paparannya, Wamen Helvi mengungkapkan, salah satu skema pendanaan yang sedang dipersiapkan adalah kerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Namun, ia menekankan dengan tegas bahwa penyaluran dana CSR tidak boleh dianggap sebagai santunan.
“CSR tidak bisa semata-mata menjadi bantuan sosial. Kami perlu memastikan holding UMKM yang didukung benar-benar punya peluang untuk tumbuh,” tegasnya.
Prinsip bisnis dan kelayakan usaha, menurutnya, tetap menjadi pertimbangan utama. Usulan agar dukungan CSR ini masuk dalam penganggaran tahun 2026 telah diterima pemerintah pusat.

DISKUSI: Wakil Menteri UMKM, Helvi Yuni Moraza saat berdiskusi denga Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto dan pelaku UMKM di Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Bantuan ini tidak hanya untuk memperkuat modal, tetapi juga menjadi fondasi mewujudkan Kota Batu sebagai pilot project Desa Wisata UMKM. “Batu punya ekosistem yang kuat. Tinggal didorong dengan intervensi yang tepat,” imbuhnya.
Sinyal positif datang dari perbankan. Wakil Direktur BRI, Agus Noorsanto menyambut baik rencana sinergi ini. Ia mengklaim BRI telah konsisten menyalurkan berbagai dukungan, mulai dari pembinaan desa, pelatihan pemasaran, packaging, hingga Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Selama ada rekomendasi pemerintah, kami siap menyalurkan CSR,” kata Agus.
Namun, ia mengingatkan, bantuan tidak bisa diberikan begitu saja tanpa kajian mendalam. BRI meminta Pemkot Batu untuk segera menyusun proposal komprehensif yang berisi detail kebutuhan alat, profil usaha, serta proyeksi dampak ekonominya.
“Kami menilai seberapa besar impact CSR terhadap peningkatan kapasitas UMKM. Proposal harus lengkap dan berbasis data,” jelas Agus.
Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto menyambut hangat komitmen pusat dan perbankan. Ia menegaskan kesiapan Pemkot untuk memfasilitasi penyusunan proposal dan pendampingan usaha.
“Potensi produk UMKM Kota Batu besar, bahkan beberapa sudah layak ekspor. Yang kurang hanya dukungan alat dan modal untuk meningkatkan kualitas produk,” papar Heli.
Ia memberikan contoh nyata pada usaha keripik buah dan sayur yang memiliki peluang besar untuk menembus pasar internasional. Sayangnya, peluang itu terhambat karena keterbatasan alat pengolahan modern yang dimiliki para pelaku usaha.
“UMKM Kota Batu terus menunjukkan perkembangan signifikan, termasuk perluasan pasar hingga skala ekspor. Namun, kebutuhan teknologi dan alat produksi masih menjadi tantangan yang memerlukan dukungan lintas pihak,” ujarnya.
Heli berharap, sinergi berkelanjutan antara pemerintah pusat, daerah dan perbankan ini diharapkan bukan sekadar wacana. Semua pihak berharap kolaborasi ini mampu mempercepat peningkatan kelas UMKM lokal dan memperkuat ketahanan ekonomi kerakyatan di Kota Batu. (Ananto Wibowo)




