MALANG POST – Upaya meningkatkan gizi anak sejak dini terus dikebut Pemkot Batu. Pasalnya, data konsumsi ikan warga tahun 2021 menunjukkan angka yang masih mengkhawatirkan. Rata-rata konsumsi ikan masyarakat Kota Batu baru menyentuh 18,99 kg/kapita/tahun. Jauh tertinggal dari rerata Provinsi Jawa Timur yang berada di 41,44 kg/kapita/tahun.
Kondisi inilah yang mendorong Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Kota Batu menggencarkan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), khususnya di kalangan pelajar Sekolah Dasar (SD). Edukasi sejak dini dinilai paling efektif menumbuhkan kebiasaan baik jangka panjang.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Batu, Siti Faujiyah Nurochman menegaskan, bahwa Gemarikan bukan sekadar kampanye makan ikan, melainkan gerakan nasional untuk meningkatkan kesadaran gizi masyarakat.

ANTUSIAS: Anak-anak SD di Kota Batu nampak sangat antusias mengikuti sosialisasi gemarikan yang digelar oleg Pemkot Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
“Ikan itu sumber protein hewani terbaik, harganya terjangkau dan mudah didapat. Anak-anak harus dibiasakan sejak kecil,” ujarnya, Jumat (14/11/2025).
PKK Kota Batu, kata dia, mendukung penuh upaya Distan KP masuk langsung ke sekolah-sekolah. Fokus utamanya menyasar anak-anak dan ibu rumah tangga sebagai penggerak pola makan sehat di keluarga.
Agar sosialisasi tak terasa membosankan, Distan KP menghadirkan Chef King Abdi, juru masak profesional yang dikenal piawai mengolah menu bergizi menjadi sajian menarik. Tak heran, ratusan siswa tampak antusias saat mengikuti kegiatan Sosialisasi Gemarikan di Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani.
Bagi para pelajar, momen ini menjadi pengalaman menyenangkan melihat demo masak, mencoba olahan ikan, hingga belajar manfaat gizi tanpa harus membuka buku.

Kepala Distan KP Kota Batu, Heru Yulianto menambahkan, edukasi gizi menjadi poin penting dalam Gemarikan. Anak-anak diperkenalkan pada kandungan kaya gizi ikan—mulai omega-3, vitamin D dan B2, kalsium, fosfor, hingga beragam mineral yang berperan penting dalam pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak.
“Selain memberi pengetahuan, kegiatan ini juga membangun suasana kebersamaan agar makan ikan menjadi gaya hidup keluarga,” jelas Heru.
Pemkot Batu berharap gerakan ini dapat memperbaiki pola konsumsi masyarakat secara bertahap. Tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi anak, tetapi juga menyiapkan generasi yang lebih sehat, cerdas dan produktif.
Dengan pendekatan edukatif yang menyenagkan dan dekat dengan dunia anak, Pemkot Batu optimistis angka konsumsi ikan warganya dapat mengejar ketertinggalan dari daerah lain.
“Melalui program ini menjadi salah satu motor penggerak peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kota Batu,” tutupnya. (Ananto Wibowo)




