
BATAL: Inilah kampus Institut Pertanian Malang (IPM) yang berada di lingkungan RW 12, Kelurahan Mojolangu, Lowokwaru. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
MALANG POST – Rencana pembuatan jalan tembus di RW 12 Perumahan Griyashanta, diduga tidak murni untuk memecah kemacetan di depan Hotel Montana ke arah Jalan Soekarno-Hatta.
Warga setempat menengarai, ada dua developer yang berada di balik rencana tersebut. Tujuannya, agar memiliki akses menuju perumahan baru, yang akan mereka bangun.
Mereka ingin mengakses jalan kembar di RW 12 dari Jalan Raya Soekarno-Hatta, Lowokwaru.
Informasi yang diterima warga RW 12, satu pengembang properti bakal membeli kampus Institut Pertanian Malang (IPM), untuk diubah menjadi tempat kos.
Lainnya adalah PT Farsawan Sejahtera, yang akan membangun perumahan Azelia Urban City. Lokasinya di balik tembok di RT 8 RW 12 dan berhimpitan langsung dengan rumah warga.
Ketua RT 4 RW 12, Sugiharso, ketika dikonfirmasi mengakui mendengar informasi tersebut.
“Untuk PT Farsawan Sejahtera, kami tahu dari surat kronologis yang mereka buat.”
“Yang untuk IPM katanya mau jadi kos-kosan, kami hanya mendengar informasi itu. Betul tidaknya, silahkan di kroscek dulu,” kata Sugiharso.
Pihaknya lantas menyebut isi kronologis dari PT Farsawan Sejahtera tersebut. Poin-poinnya, PT Farsawan Sejahtera sejak 2010 telah memiliki tanah sekitar 9 hektare. Berhimpitan dengan tembok di RT 8 RW 12, Perumahan Griyashanta. Nantinya bisa mengakses jalan kembar di kawasan RW 12.
Jalan kembar itu, jelas Sugiharso, telah diserahkan sebagai prasarana dan sarana serta utilitas (PSU) ke Pemkot Malang sejak 1997 silam.
“PT Farsawan Sejahtera, juga telah membuat kesepakatan dengan pengembang Perumahan Griyashanta yakni PT Bumi Perkasa Megah pada 2011 dan 2012.”
“Selanjutnya, 2 Desember 2024, PT Farsawan Sejahtera menyurati DPUPRPKP Kota Malang. Berkaitan adanya permohonan pembukaan akses jalan kembar tersebut,” bebernya.

CALON PERUMAHAN: Lahan seluas 9 hektare, milik PT Farsawan Sejahtera, Perum Villa Bukit Tidar, berhimpitan dengan RW 12 Perumahan Griyashanta, Lowokwaru, yang akan dibangun Perumahan Azelia Urban City. (Foto: tangkapan layar/ss)
Surat dari PT Farsawan ke DPUPRPKP Kota Malang, lanjut Sugiharso, dibalas oleh DPUPRPKP pada 11 Februari 2025. Intinya, pembukaan akses jalan kembar dari Jalan Raya Soehat dapat dilakukan. Kendati mendapat dukungan dari warga di luar RW 12 Perumahan Griyashanta.
“Namun faktanya mereka kesulitan mewujudkan keinginannya. Sebab, kami bersama warga RW 12 Griyashanta lainnya, tetap bersikukuh menolak keinginan mereka. Caranya dengan menemboknya,” sambungnya.
Karenanya adanya tembok itu pula, sebut Sugiharso, PT Farsawan Sejahtera, belum bisa beraktivitas apapun di atas lahan seluas 9 hektare tersebut.
“Jadi saat rapat bersama pengurus RT 1 sampai RT 2 dan pengurus RW 12, di Resto Ocean Garden, kami semua sepakat untuk tetap menolak rencana jalan tembus. Apalagi disusupi kepentingan bisnis lain,” ucapnya.
Sayangnya hingga berita ini ditayangkan, Malang Post, belum bisa konfirmasi dengan pihak PT Farsawan Sejahtera, Perum Villa Bukit Tidar.
Sedangkan terkait rencana jual beli kampus IPM, yang akan diubah menjadi kos-kosan. Informasi yang beredar menyebut, kampus IPM itu akan diakuisisi oleh PT Primaland. Perusahaan milik Rendra Masdrajat Safaat, anggota DPRD Kota Malang, periode 2024-2029.
Ketika dikonfirmasi, Rendra mengakui sempat ada wacana untuk membeli kampus IPM. Tetapi kemudian dibatalkan. Kabar yang menyebut kampus tersebut akan diubah menjadi kos-kosan dipastikan hoaks.
“Kami akan menginformasikan hal ini ke Pak RW. Kami tidak jadi dibeli. Jadi kami pun tidak melakukan pembangunan apa-apa terhadap IPM,” jawab Rendra kepada Malang Post, Selasa (17/6/2025) lalu.
Terpisah, pihak IPM juga menyangkal adanya transaksi jual beli kampus di lingkungan Griyashanta tersebut.
“Maaf informasi dari pimpinan, tidak ada yang seperti itu. Kami tidak tahu info itu dari mana.”
“Sampai sekarang, kampus IPM tetap beraktifitas lancar seperti biasanya. Seperti halnya kampus-kampus umum lainnya,” ujar perempuan berjilbab yang tidak mau disebut namanya, saat ditemui wartawan pada Kamis (19/6/2025). (Iwan Irawan/Ra Indrata)