
MALANG POST – Hobi mendaki gunung ternyata merupakan investasi berharga bagi kesehatan jantung. Aktivitas rekreasi yang menyenangkan ini bukan sekadar untuk melihat pemandangan memukau.
Melainkan juga cardiovascular workout alami yang efektif. Setiap langkah menanjak memacu jantung bekerja lebih keras, meningkatkan detak jantung, dan memperkuat otot jantung secara bertahap
“Kontraksi otot besar di kaki, paha, dan bokong saat mendaki secara sinergis meningkatkan sirkulasi darah,” jelas Angga Andika Saputra.
Ia mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Malang (UM) yang telah menggeluti hobi ini sejak SMP.
Pemuda asal Lamongan ini mengaku motivasi utamanya adalah sensasi “hidup” saat menaklukkan rintangan alam.
Manfaatnya lebih dari sekadar kesehatan jantung. Pendakian rutin membakar kalori signifikan. Membantu menjaga berat badan ideal dan mengurangi risiko obesitas serta penyakit terkait.
Peningkatan kapasitas aerobik tubuh juga membuat aktivitas fisik lain terasa lebih ringan. Bagi Angga, mendaki adalah perjalanan mengenali batas diri.
“Keberhasilan mencapai puncak memberi kepuasan batin mendalam. Di alam terbuka, terutama situasi sulit, kami belajar memahami karakter diri dan dinamika tim,” ujarnya pada Malang Post melalui Tim Humas UM pada Selasa (18/6/2025).
Pengalaman tak terlupakan di Gunung Butak. Meski gagal mencapai puncak akibat cuaca ekstrem, mengajarkannya pentingnya persiapan dan menghormati alam.
Mengadopsi motto “Tetap jadi diri sendiri tanpa menjadi orang lain”. Angga percaya setiap individu punya keunikan untuk dikembangkan.
Aktivitas mendaki yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik) ini membuktikan bahwa menjaga kesehatan fisik bisa dilakukan melalui petualangan yang menantang dan memuaskan jiwa. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)