
MALANG POST – Adalah Haziz Hidayat, wisudawan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang menorehkan beragam prestasi dan inovasi di ranah Indonesia dan global.
Bertekad wujudkan hal besar, Haziz sukses menjadi sosok penting dibalik berdirinya Sustainable Development Goals (SDGs) Center Student dan SDGs Youth UMM.
Semangatnya tumbuh sejak mengikuti program pertukaran mahasiswa Nationwide University Network in Indonesia (NUNI) di Universitas Islam Indonesia (UII) pada 2021, yang kemudian membawanya aktif dalam berbagai forum nasional dan internasional.
Track record prestasinya terus berlanjut dan kian gemilang di tahun-tahun berikutnya. Di antaranya, ia diundang sebagai delegasi dalam forum Values of 20 (V-20) G20 pada 2022, serta Youth ASEAN Summit, World Water Forum, dan National Student Leaders on Sustainability, Indonesia sustainability forum, hingga Coorporation Network between SDGs center X JICA di tahun 2023.
Tak hanya itu, Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan pembangunan manusia, seperti Manager Project Pojok Wifi Gratis, Advisor of Sekolah Jalanan for Quality Education, dan saat ini menjabat sebagai President of Global Model United Nation (MUN).
Ia juga berkiprah aktif di organisasi internal kampus melalui SDGs Center dan HMI dengan semangat mengintegrasikan kegiatan internal dan eksternal kampus.
Haziz menjelaskan, menggagas forum SDGs merupakan wujud kepeduliannya terhadap isu-isu kemanusian, lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan.
Ia meyakini kehadiran SDGs Center dapat memberikan kontribusi strategis bagi akreditas internasional dan peningkatan jejaring global UMM.
“Nilai-nilai dalam SDGs sangat universal. Ini selaras dengan program global dan sekaligus sebagai jembatan penting dalam membangun kerja sama internsional,” tambah Haziz menegaskan.
Mahasiswa Ekonomi Syariah asal Lombok ini menjadi representasi mahasiswa visioner yang aktif menyuarakan tujuan SDGs.
Aktif di berbagai konferensi bertema sama, ia telah menjadi pemateri di kampus-kampus ternama seperti Politeknik Negeri Bandung (Polban), Universitas Brawijaya, UNIDA Gontor, Universitas Muhammadiyah Mataram, dan masih banyak lagi.
Tak jarang, Ia juga berkolaborasi langsung dengan pembicara internasional. Ia melanjutkan bahwa UMM menjadi ruang akselerasi bagi ide-idenya agar tumbuh dan berdampak.
“Proses ini butuh dukungan, apresiasi, serta wadah yang tepat. Dan UMM memberikan itu semua,” ungkapnya.
Sebagai anak Lombok, ia menilai mahasiswa perantauan harus bermental petarung, yakni aktif, berprestasi, dan mau terus belajar.
Terakhir, Ia berharap generasi UMM berikutnya untuk terus bergerak maju wujudkan cita-cita besar bersama. Memulai hal besar, berawal dari langkah kecil yang sederhana.
“Think globally, act locally. Berpikirlah luas secara global, tapi mulailah dengan aksi kecil di sekitar kita. Jangan takut untuk memulai, karena bangku kuliah adalah tempat kita berproses, bukan untuk mengejar hasil semata,” harap Haziz kepada generasi penerus bangsa.
Kiprah Haziz membuktikan bahwa mahasiswa UMM mampu menjadi penggerak perubahan, bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga di panggung duniia dengan membawa misi UMM sebagai kampus berdampak.
Ia juga terus mendorong partisipasi mahasiswa untuk berpikir kritis, berkoloborasi, serta menghasilkan inovasi berbasis isu global. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)