
MALANG POST – Untuk belajar dan mengenal dunia jurnalistik serta media digital, 24 siswa MTs Nahdlatul Ulama (NU) Pakis, mengunjungi kantor redaksi Malang Post, di Sawojajar, Kota Malang.
Didampingi guru pelajaran Informatika, Syafa’atul Maulidia S.Kom., siswa dari kelas 8B tersebut, mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan baru seputar dunia digital. Apalagi kunjungan edukasi ini, adalah bagian dari pelajaran pembelajaran informatika.
Mulai dari Ekosistem Media Digital, Diseminasi Konten Digital, Media Pers Digital, Produksi Konten Digital, Bahaya di Dunia Digital, Tips Menjadi Pengguna Digital Cerdas dan Kesadaran Digital.
Pemimpin Redaksi MalangPost.com, Sunavip Ra Indrata, ketika membuka paparan terkait literasi digital, menyebut jika materi yang diterima siswa MTs NU Pakis, sangat relevan dengan kecerdasan di era digital.
Dalam pemaparannya, Ra Indrata menekankan pentingnya memilah informasi yang diterima. “Tidak semua informasi yang Anda dapatkan itu benar. Harus benar-benar dipilih dan dipilah, sebelum Anda nge-share informasi tersebut,” ujarnya.
Karena, tambahnya, apapun yang di upload, share, atau dibuat, sebenarnya tidak bisa dihapus dari jejak digital.
Selain itu, dunia maya memang tempat segala informasi yang ada di seluruh dunia. Namun, bagi pengguna media sosial, harus tetap berhati-hati dalam mencerna informasi.
Terutama sangat penting untuk memverifikasi setiap informasi, agar tidak terjebak dalam penyebaran hoaks.
“Jangan gunakan media sosial, sebagai tempat sarana kebencian atau bullying terhadap orang lain.”
“Saat bermedia sosial, gunaan bahasa yang sopan, menghargai karya orang lain dan menunjukkan etika,” kata Ra Indrata.
Dengan mengenal dunia digital berikut problematikanya, Malang Post berharap para siswa MTs NU Pakis, dapat membeli diri dengan pengetahuan yang diperlukan. Untuk bisa menjadi generasi cerdas di era digital.
Karena dengan pemahaman yang baik tentang media dan informasi, diharapkan siswa dapat menjadi pengguna internet yang bijak dan bertanggung jawab.

Dalam kesempatan tersebut, siswa MTs NU Pakis juga mendapatkan penjelasan terkait berdirinya Malang Post. Mayoritas dari siswa baru mengetahui, jika Malang Post adalah surat kabar lokal yang terbit di Kota Malang sejak 1 Agustus 1998.
“Malang Post diterbitkan, untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat di Malang Raya. Kehadirannya didukung oleh semangat reformasi 1998, yang membuka kebebasan pers.”
“Seiring perkembangan zaman, Malang Post merambah ke media digital dan tetap konsisten menyajikan berita terpercaya,” jelas jurnalis yang sudah bersertifikasi Wartawan Utama ini.
Para siswa juga diceritakan tentang suka duka menjadi wartawan. Seperti wartawan yang harus tetap mencari informasi, meski berita baru masuk saat tengah malam.
Profesi wartawan, katanya, juga sangat menarik dan membutuhkan dedikasi yang tinggi. Tentu saja, wartawan harus memiliki kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa dan menyajikan berita dengan cara yang menarik, akurat dan secepat mungkin.
“Dalam menjalankan tugasnya, wartawan juga harus mematuhi kode etik jurnalistik yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan keadilan.”
“Dengan demikian, berita yang disajikan dapat dipercaya dan bermanfaat bagi masyarakat,” sebutnya.
Siswa MTs NU Pakis yang hadir ke kantor redaksi dengan menumpang angkutan umum tersebut, tampak sangat antusias mendapatkan ilmu baru.
Apalagi di kesempatan tersebut, siswa diberi peluang untuk mengajukan pertanyaan seluas-luasnya. Dengan harapan, agar para siswa tidak sampai salah jika ingin terjun ke dunia kreator konten. Atau paling tidak, saat masuk ke media sosial.
“Suka banget ke Malang Post. Seru ya, bisa menambah wawasan dan pengalaman. Banyak belajarnya aku disini “ ujar salah satu siswi MTs NU Pakis.
Syafa’atul Maulidia menambahkan, dengan mendapatkan pengalaman belajar di Malang Post, diharapkan dapat memotivasi seluruh siswa, dalam memahami media digital.
“Kunjungan ini dapat membuktikan, belajar tidak hanya melulu di kelas. Di luar kelas pun bisa. Bahkan di luar sekolah. Dengan pengalaman yang tak akan terlupakan,” kata Syafa’atul.
Diharapkan, mereka bisa memanfaatkan ilmu ini menjadi lebih berguna di masa depan mereka nantinya. (***)
Penulis: Nada Nadzifah, Dzakiyyah, Nisa, Aulia, Keysa Qotrunnada Farahdina, Zivanna Aurora, Cinta, Puput, Hikmah Amel, Ata Tsabitul Azmi, Sifa Apriliana Safira, Vivia Karla Shafirna, Intan Suci Rahmadani
Siswa Kelas 8B, MTs NU Pakis