
MALANG POST – Pekan ke-34 Liga 1 musim 2024/2025, alias pekan terakhir musim ini bagi Arema FC, jelas sangat tidak mengenakkan.
Penyebabnya, di laga yang bakal berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (24/5/2025) sore tersebut, tidak boleh dihadiri penonton. Akibat terjadinya pelemparan bus Persik Kediri, hingga menjadikan Komdis PSSI memberikan sanksi larangan menggelar laga dengan penonton, untuk satu laga.
Padahal baru di pekan ke-32, pada Minggu (11/5/2025) lalu, Arema FC sudah boleh kembali pulang ke Stadion Kanjuruhan. Setelah sejak 1 Oktober 2022 lalu, skuadra Singo Edan tidak boleh bermain di Malang Raya.
Itu berarti, baru di akhir musim 2024/2025 ini, Arema FC kembali menjamu kontestan Liga 1 di Kepanjen, Kabupaten Malang. Bahkan di musim ini, hanya kebagian dua pertandingan. Yakni menjamu Persik (11/5/2025) dan Semen Padang (24/5/2025) besok.
Presidium Aremania Utas, secara resmi telah mengumumkan larangan bagi Aremania untuk hadir, lewat akun media sosial mereka, Selasa (20/5/2025). Larangan itu disampaikan untuk seluruh Aremania tanpa terkecuali.
Koordinator Presidium Aremania, Ali Rifki menyebut, larangan itu berdasarkan Surat Keputusan Komite Disiplin (Komdis) PSSI nomor 179/L1/SK/KD/-PSSI/V/2025.
Surat itu berisi tentang hukuman larangan menggelar laga kandang dengan penonton, sebanyak satu kali di laga kandang terdekat dan denda Rp20 juta.
“Artinya, pertandingan antara Arema FC vs Semen Padang FC, digelar tanpa penonton. Maka kami mohon nawak-nawak Aremania se-jagat raya dapat menahan diri, untuk tidak hadir di Stadion Kanjuruhan pada saat pertandingan itu berlangsung,” kata Ali.
Pria kelahiran 1987 itu menegaskan, larangan itu harus ditaati Aremania demi mereka sendiri.
Selain itu, justru dengan tidak hadir di Stadion Kanjuruhan, merupakan salah satu bentuk dukungan secara tidak langsung kepada Arema FC, yang sedang dalam ”ancaman’ hukuman yang lebih berat dari Komdis PSSI.
“Dengan menahan diri untuk tidak hadir ke Stadion Kanjuruhan saat pertandingan tersebut, nawak-nawak turut menjaga nama baik Aremania dan juga menghindarkan Arema FC dari sanksi yang lebih berat lagi ke depannya.”
“Dengan tidak hadir langsung ke stadion, bukan berarti Aremania tidak bisa menyalurkan dukungannya untuk Arema FC.
“Sebagai gantinya, kita bisa memberikan dukungan dan doa dari rumah masing-masing,” kata mantan Manajer Arema FC ini.
Sementara itu terpisah, pelatih Arema FC, Jose Manuel Gomes da Silva, mengaku kecewa karena laga terakhir Arema FC di musim ini dan di kandang sendiri, tidak bisa dihadiri oleh Aremania.
“Saya inginnya setiap Arema FC bermain di sini (Stadion Kanjuruhan), kami bisa bermain di stadion yang dipenuhi suporter. Tapi sayang sekali, karena ulah orang yang tidak bertanggung jawab, hal itu tidak mungkin untuk saat ini,” kata Ze Gomes.
Namun pelatih asal Portugal meyakinkan kepada Aremania, Arema FC bakal mengamankan tiga poin atas Semen Padang.
Arema FC juga tidak peduli, jika dengan kemenangan tersebut, akan menjadikan Semen Padang kembali terdegradasi ke Liga 2. Karena laga tersebut, akan menjadi penentuan nasib bertahan di Liga 1 musim depan atau tidak.
Jika tak mau terdegradasi, Semen Padang harus mengalahkan Arema FC di kandangnya. Dan itu tidak mudah, sekali pun tanpa ada Aremania yang hadir di stadion.
Dalam beberapa fakta sebelumnya, Arema FC justru sering menang dalam laga, jika tidak ada Aremania di stadion.
“Arema FC selalu menang kalau tidak ada suporter? Sepertinya itu kebetulan saja.”
“Saya pikir itu tidak ada hubungannya sama sekali. Tapi kami akan berusaha meraih kemenangan di kandang kami,” tegas pelatih berlisensi UEFA Pro ini. (*/Ra Indrata)