
DI KOTA MALANG: Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, bersama Pj Wali Kota Malang dan Dandim 0833 Kota Malang, saat hadir di Museum Brawijaya. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
MALANG POST – Sebagai respon terhadap dinamika perekonomian global dan nasional, Bank Indonesia menempuh kebijakan moneter yang pro stability serta kebijakan makroprudensial dan kebijakan sistem pembayaran yang pro growth.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan terus mendorong inovasi dan inisiatif dalam bidang sistem pembayaran.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Malang menyelenggarakan Festival Bromo. Merupakan rangkaian kegiatan edukasi Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah. Seperti CBP Championship, QRIS Jelajah Indonesia, Capacity Building Pelaku Usaha Desa Wisata dan Talkshow Perlindungan Konsumen.
Kemudian ada juga Capacity Building Urban Farming kepada TP PKK Kota Pasuruan, Perhiptani Kota Malang, Yonif Marabunta 512 Q/Y. Serta kegiatan lainnya. Berlangsung sejak Selasa (9/7/2024) lalu.
Puncak kegiatan Festival Bromo tersebut, diselenggarakan pada Rabu (31/7/2024) di Museum Brawijaya, Kota Malang. Bertema: “Memperkuat Nasionalisme Melalui Cinta, Bangga, Paham Rupiah”. Hadir Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti.
“Saat puncak Festival Bromo, juga diisi beberapa kegiatan. Seperti capacity building urban farming kepada pelajar dan mahasiswa dan Leader’s Talk Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia.”
“Juga diselenggarakan edukasi dan sosialisasi Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah. Serta seremoni penyerahan Program Edukasi CBP Rupiah (CBP Corner) kepada Museum Brawijaya,” jelas Febrina, Kepala KPw BI Malang.
Selain memberikan Leader’s Talk pada acara puncak Festival Bromo, Destry Damayanti, juga melakukan kunjungan ke Kampung Semar Kota Malang dan memberikan bantuan secara simbolis. Berupa prasarana penunjang urban farming kepada warga Kampung Semar.
“Lewat Festival Bromo ini, diharapkan dapat meningkatkan literasi dan pemahaman CBP Rupiah masyarakat di wilayah kerja BI Malang. Termasuk meningkatkan literasi dan akseptasi digitalisasi pembayaran melalui QRIS.”
“Yang tidak ketinggalan, juga bisa meningkatkan kinerja pariwisata daerah, melalui digitalisasi desa wisata. Serta meningkatkan keterampilan masyarakat melalui urban farming dalam rangka pengendalian inflasi,” tandasnya. (*/Ra Indrata)