
PENGECEKAN: Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bersama Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai saat melakukan pengecekan kesiapan tempat wisata di Kota Batu untuk menghadapi potensi bencana alam di musim penghujan. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Malang Post – Memasuki musim penghujan, kerawanan akibat bencana alam semakin meningkat. Terlebih latak topografi Kota Batu berada di kawasan perbukitan. Sebagai kota wisata, kerawanan bencana alam juga harus diwaspadai di tempat-tempat wisata.
Apalagi sebentar lagi akan memasuki high session libur panjang akhir tahun. Berkaca di tahun-tahun sebelumnya, Kota Batu selalu dipadati wisatawan saat momen ini. Sebab itu, kenyamanan dan keselamatan wisatawan harus jadi prioritas utama.
Untuk mewujudkan hal tersebut, tengah pekan kemarin telah dilakukan pencanangan tempat wisata tangguh bencana. Dicanangkan langsung oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, di Taman Rekreasi Selecta, Kota Batu.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menyatakan, Kota Batu selain kota yang indah, juga memiliki potensi bencana yang cukup besar. Ini sesuai dengan letak topografi Kota Batu yang ada dikawasan perbukitan
“Ibu Gubernur telah memberikan arahan yang jelas. Agar kita semua berkomunikasi secara maksimal dan terhubung seluruh instansi. Mulai dari BMKG, Pemerintah Kota dan Kabupaten, Forkopimda, Rumah Sakit, Basarnas dan Relawan,” tutur Aries, Minggu, (12/11/2023).
Dengan komunikasi yang baik, lanjut Pj Aries, maka akan lebih siap menghadapi segala potensi bencana. Terutama di Kota Batu, sebagai destinasi pariwisata. Sehingga ketika muncul bencana, tak sampai menimbulkan korban jiwa.
Wisata aman dan tangguh bencana dapat dicapai melalui pencegahan, menghindari dan pengurangan resiko bencana. Dengan kesiapsiagaan dan kewaspadaan serta mitigasi bencana yang berjalan komprehensif.
“Wisata aman dan tangguh bencana harus memiliki struktur yang aman, saran dan prasarana evakuasi yang memadai, memiliki manajemen resiko bencana, melakukan sosialisasi dan edukasi bencana untuk warga dan pengunjung. Serta melakukan simulasi bencana secara rutin dan memiliki perencanaan untuk mengantisipasi kejadian bencana,” paparnya.

Dengan dicanangkannya wisata tangguh bencana di Kota Batu. Pj Aries menyampaikan, wisatawan tak perlu ragu lagi untuk berlibur ke Kota Batu. Sebab kerawanan terhadap resiko bencana alam telah diantisipasi sedini mungkin. Melalui mitigasi bencana dan kesiapsiagaan.
“Wisatawan tak perlu ragu lagi untuk datang dan berlibur ke Kota Batu saat musim penghujan. Sebab resiko bencana di musim ini telah diantisipasi sejak dini. Dengan harapan kerawanan akibat bencana alam bisa semakin diminimalisir,” ujar dia.
Melalui cara tersebut, Pj Aries berharap, wisatawan yang tengah berlibur di Kota Batu akan semakin nyaman. Sehingga target kunjungan wisata ke Kota Batu sebanyak 10 juta wisatawan pada tahun 2023 dapat terpenuhi disisa waktu yang ada.
Sementara itu, Direktur Utama Taman Rekreasi Selecta, Sujud Hariadi menyampaikan, walaupun sudah dicanangkan sebagai tempat wisata tangguh bencana. Pihaknya berharap, tak sampai terjadi bencana alam di tempat-tempat wisata Kota Batu.
“Apabila sampai terjadi, kami sudah siap menghadapi hal tersebut. Mulai melakukan evakuasi, pertolongan kecelakaan wisata di air, huru-hara serta kebakaran kami selalu siap,” tuturnya.
Sesuai letak topografinya, Sujud mengungkapkan, kerawanan bencana alam saat musim penghujan di tempat-tempat wisata, yang perlu diwaspadai adalah bencana alam tanah longsor.
“Sedangkan khusus di Selecta, karena kami punya kolam renang. Maka kecelakaan air juga kami waspadai. Contohnya seperti ada orang tenggelam dan lainnya,” ujar dia.
Selain itu juga diwaspadai bencana karena faktor manusia. Contohnya seperti kebakaran dan semacamnya. Untuk menghadapi segala resiko itu, pihaknya telah melakukan berbagai macam persiapan. Sehingga bisa menanggulangi bencana dengan cepat dan tepat.
Untuk melakukan penanganan bencana di tempat wisata. Pihaknya telah menyiapkan personel bernama P2K3S. Para petugasnya telah disiapkan untuk melakukan penyelamatan dan kesehatan kerja. Ini sebagai bentuk kewaspadaan akan hal-hal yang tak diinginkan.
“Dari 250 karyawan, ada 25 orang karyawan yang kami bekali tentang tanggap bencana. Kami rutin melakukan pelatihan kepada mereka. Bekerjasama dengan BPBD Kota Batu,” tutup pria yang juga menjabat sebagai Ketua PHRI Kota Batu itu. (Ananto Wibowo)