![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2020/12/outing.png)
TERKUNGKUNG PANDEMI: Selama satu semester, anak sekolah di rumah. Outing diperlukan agar mereka fresh. (Foto: Istimewa)
Malang – Selama pandemi covid-19, anak sekolah di rumah. Proses pembelajaran semester ganjil ini, sepenuhnya berlangsung di rumah. Jenuh? Pasti. Apalagi akhir semester. Berbagai jenjang sekolah melaksanakan penilaian akhir semester.
Maka perlu menyegarkan psikis dan fisik anak. Outing ke alam bisa jadi pilihan. Mendorong mengenal lingkungan. Seperti yang dilakukan Program Office Dial Foundation, Anggi dan Fasilitator Desa. Outing ke Alas Pakis, di Jurang Sikut, Desa Sumbersuko, Kecamatan Wagir.
Upaya membangun karakter dan pemahaman anak terhadap alam. Pesertanya usia antara 10 – 15 tahun. Mengusung tema, bermain sambil belajar. Kali ini mengajak anak-anak menikmati asyiknya belajar di taman Alas Pakis. Suasana taman yang sejuk. Masih alami. Sangat cocok menjadi media belajar.
Sebelumnya, Anggi telah menggagas kegiatan serupa. Namun dilaksanakan di sekitar rumah anak. Mengerjakan tugas sekolah, didampingi orangtua. Atau dikerjakan berkelompok. Alas Pakis, salah satu taman di Desa Sumbersuko. Memiliki ekosistem yang beragam.
Terdapat puluhan pohon pinus, pakis, bambu dan berbagai macam bunga. Selain tumbuhan, juga terdapat kolam ikan. Tepat di depan taman, juga terdapat sungai dengan air jernih dan mengalir deras.
Peserta dibatasi 15 anak. Terdiri dari berbagai jenjang sekolah dan usia. Mulai SD hingga SMA. Tidak hanya mereka. Beberapa warga usia dewasa juga ikut bergabung dalam kegiatan ini.
Anak-anak diajak untuk membuat lingkaran. Kemudian melakukan permainan outbound. Seperti cap cip cup, regu penolong serta opposite. Melalui permainan ini, diharapkan dapat melatih fokus, komunikasi, berfikir cepat, keseimbangan otak kanan-kiri dan lainnya.
Selesai outbound, anak-anak dibagi dalam dua kelompok. Mereka meneliti ekosistem air dan tumbuhan yang ada di taman Alas Pakis. Setiap kelompok, terdiri dari berbagai jenjang pendidikan. Sehingga konsep saling mengajari, jenjang di bawahnya, pada kegiatan sebelumnya tetap dipraktekkan.
Anak SD dibimbing anak SMP maupun SMA. Mereka melakukan proses identifikasi ekosistem air dan tumbuhan. Suara tawa gembira terdengar dari mereka saat mengidentifikasi tanaman maupun hewan. Mereka bermain sambil belajar hal baru. Meskipun di desa mereka sendiri. Nampak begitu fresh dan ceria.
Mereka diajak mencari tahu kegunaan ekosistem itu. Sebagai contoh, sungai di depan taman. Dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit listrik. Diperuntukkan mengaliri listrik di taman ketika malam.
Rangkaian kegiatan bermain sambil belajar selesai. Mereka berkumpul bersama. Makan bekal yang mereka bawa sendiri dari rumah.
Ini bertujuan mengurangi sampah plastik dari makanan kemasan. Maupun air minum kemasan. Beberapa anak yang membawa snack kemasan, diarahkan membuang bungkus di tempat sampah yang tersedia di sekitar taman. (jan)