PT Suparma Tbk, produsen kertas yang berpusat di Karangpilang, Surabaya mengivestasikan dana sedikitnya US$32,1 juta yang diperuntukkan bagi pembangunan mesin baru ke 10 (PM10) guna meningkatkan produksi berbagai jenis kertas dengan kapasitas proiduksi 38.000 metrik ton (MT).
Direktur PT Suparma Tbk Hendro Luhur, mengatakan saat ini persiapan terhadap pembangunan mesin baru tersebut sudah digarap secara matang. “Mesin utama didatangkan dari Polandia, sedang beberapa mesin penunjang ada yang dari Taiwan, Jepang, Denmark dan Cina.
“Jadwal kedatangan mesin tersebut April 2021. Ditargetkan pada Oktober 2021 sudah bisa beroperasi secara komersial,” kata Hendro Luhur dalam paparan publik yang diselenggarakan secara Zoom di Surabaya siang tadi.
Pihaknya menyebutkan selama ini dengan sembilan mesin yang dioperasikan perseroan memiliki kapasitas produksi sebesar 250.900 MT per tahun. “Dengan adanya mesin baru nanti maka total kapasitas produksinya akan bertambah menjadi 288.900 MT per tahun.”
Hendro juga mengatakan selama ini kapasitas produksi kertas perseroan masih dibawah 200.000 MT. “Investasi mesin baru ini diperlukan sebagai antisipasi terhadap perkembangan ekonomi ke depan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan membaik mulai 2021 ke depan.”
Bahkan, lanjut dia, dengan datangnya vaksin Covid-19 yang akan diedarkan ke masyarakat luas sejak awal 2021 akan dapat menekan peredaran virus Covid-19. “Dengan demikian maka harapan untuk perbaikan ekonomi di masa mendatang dapat terwujud.”
Turun
Hendro mengakui penjualan bersih PT Suparma Tbk hingga September 2010 mencapai Rp1,5 39 triliun atau turun 18% dibanding periode yang sama pada 2019 yang mencapai Rp1,877 triliun.
“Kendati demikian managemen optimistis kinerja penjualan perseroan hingga akhir 2020 akan tembus Rp2,1 triliun, karena dari tiga jenis kertas yang diproduksi perseroan, khususnya jenis duplex mengalami peningkatan permintaan cukup signifikan,” katanya.
Hendro, menjelaskan penurunan penjualan kertas perseroan terjadi sejak pandemi Covid-19 awal Maret 2020, terutama untuk kertas jenis tissue dan kertas bungkus. “Untuk kertas tissue yang konsumennya adalah kelompok hotel dan restoran turun drastis karena banyak yang tutup, demikian halnya permintaan kertas bungkus yang konsumnnya banyak warung makanan, termasuk pedagang kaki lima juga banyak yang tutup.”
Hendro menjelaskan, dari tiga kelompok jenis kertas yang diproduksi perseroan, komposisi kertas jenis duplex mencapai sekitar 50%, untuk kertas jenis tissue 20% dan kertas bungkus sekitar 30%. “Dengan naiknya permintaan kertas jenis duplex hingga 10%. Hal ini sangat membantu menahan turunnya penjualan kertas perseroan secara keseluruhan.”
Optimistis
Dengan demikian Hendro Luhur mengaku, optimistis hasil penjualan bersih perseroan hingga akhir 2020 sebesar Rp2,1 trilun akan tercapai. Hal ini didasarkan atas capaian penjualan hingga kahir Nopember lalu tercatat sebesar Rp1,918 triliun atau 91,3 % dari target Rp2,1 triliun.
“Salah satu yang menyebabkan kami optimistis dapat pmencapai target penjualan tembus Rp2,1 triliun adalah meningkatnya permintaan kertas jenis duplex tadi,” katanya.
Hendro menjelaskan pada 2021 managemen meningkatkan target penjualan bersih hingga Rp2,6 triliun. Dengan alasan kondisi perekonomian pada tahun depan akan lebih baik dibanding 2020.
Datangnya vaksin untuk penanggulangan virus Corona-19 yang akan diedarkan ke masyarakat mulai awal 2021 diharapkan efektif dapat menekan peredaran virus di masyarakat. “Dengan demikian ekonomi diharapkan dapat pulih seperti 2019 dan sebelumnya.” (Bambang Sutejo)
ingin menawarkan kerja sama dalam bidang import