
Malang Post – Sejak memasuki pandemi Covid-19, banyak orang yang memilih untuk menggunakan akses paylater. Untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginannya.
Sekalipun tidak semua orang, juga memahami soal literasi keuangan. Termasuk dampak soal paylater.
Financial Educator Legacy Designer Profesional, Amang Rifa’i, ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk menyebutkan, sejak memasuki pandemi, banyak orang yang memilih untuk menggunakan akses paylater, untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginannya.
“Padahal tidak semua orang juga memahami soal literasi keuangan. Termasuk dampak negatif yang berkaitan dengan paylater,” katanya di acara yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM dan Youtube Channel Arema TV, kemarin.
Kata Amang, melihat pengguna paylater lebih banyak anak-anak muda, dikarenakan kemudahan paylater. Yang tidak perlu adanya survei. Cukup mengirimkan beberapa persyaratan dari ponsel saja.
“Jadi anak-anak muda ini, tidak ingin menyusahkan orang tua. Tapi juga punya kecenderungan gaya hidup konsumtif,” sebutnya.
Padahal, tambah Amang, ada sebuah risiko ketika orang-orang bermasalah dengan paylater. Utamanya jika tidak bisa melunasinya.
Yakni ketika nantinya ingin mengambil kredit yang sifatnya produktif, maka BI checkingnya tidak lolos.
Sementara Wakil Dekan 1 Fakultas Psikologi UNMER Malang, Al Thuba Septa Priyangga Sari menambahkan, banyak orang yang tertarik menggunakan paylater, karena memang kemudahan akses yang diberikan. Termasuk pengaruh dari iklan dan lingkungan.
“Indonesia ini sebagai negara nomor tiga yang menggunakan paylater tertinggi di Asia, setelah nomor satu Cina dan nomor dua India,” kata pengurus HIMPSI wilayah Jawa Timur ini.
Althuba menambahkan, paylater lebih banyak digunakan generasi muda. Karena mereka ini merasa dimudahkan, dalam mewujudkan mimpinya dengan paylater ini.
Bisa dikatakan juga, katanya, pengguna paylater ini terlalu PD. Padahal sebelum menggunakan paylater itu, harusnya bisa mengukur diri sendiri dulu.
“Jadi berfikir realistis sebelum menentukan pilihan itu penting,” sebutnya. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)