Malang Post – Keputusan besar diambil Seiya da Costa Lay. Ketika kompetisi Liga musim 1 2023-2024 tengah berjalan, Seiya memilih untuk mundur dari tim Arema FC, dengan alasan pribadi.
Keputusan Seiya mundur, tidak lepas dari urusan pribadi, yang mengharuskannya untuk tinggal di Jepang. Dan sudah dipikirkan matang-matang.
“Ini adalah salah satu keputusan besar dalam hidup saya, yang harus saya lakukan,” ungkap pemain jebolan Akademi Arema ini.
Seiya menyebutkan, pencapaiannya untuk bisa bergabung dengan tim Arema FC, adalah sebuah pengalaman luar biasa.
“Di sepak bola tidak boleh ada kata puas. Tapi bagi saya, ini adalah pengalaman yang luar biasa,” jelasnya seperti dikutip dari laman resmi klub.
Atas pengalamannya selama bergabung dengan Arema FC, Seiya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya.
“Saya sampaikan terimakasih kepada manajemen, tim pelatih dan Aremania. Atas dukungannya kepada saya, yang memberikan pengalaman yang luar biasa,” ungkapnya.
Terkait keputusan Seiya ini, manajemen Arema FC sudah melakukan pembicaraan dengan pemain, yang mengawali karir profesionalnya pada 2020 ini.
“Ya, untuk Seiya kita sudah bertemu dan berdiskusi. Itu sudah menjadi keputusan dan kita menghormati. Untuk urusan berkaitan dengan kontrak, juga sudah diselesaikan,” ungkap Manajer Tim Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas.
Penampilan Seiya da Costa Lay sepanjang bersama Arema FC, memang cukup memuaskan. Sekalipun dia belum banyak mendapatkan menit bermain.
Pemain ini lahir di Jepang. Ayahnya adalah orang asli Indonesia, yang lahir di Nusa Tenggara Timur.
Seiya da Costa, sudah cukup lama bermain untuk Arema FC. Sehingga bakatnya terendus oleh insting tajam Indra Sjafri, pelatih Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games 2023.
Terlebih sejak awal, ia sudah berstatus Warga Negara Indonesia (WNI). Ibunya orang asli Jepang, namun status WNI sudah didapatnya sejak lama.
Di Arema FC, Seiya baru dapat kesempatan bermain satu kali musim ini. Itupun sebagai pengganti, yakni saat melawan Persis Solo. Tapi Seiya turun pada menit 90 menggantikan Evan Dimas.
Pelatih Arema, Joko Susilo memberikan dua pesan kepada mantan anak buahnya di tim Akademi Arema tersebut.
“Seiya masih butuh pengalaman. Kalau punya pengalaman, dia sangat bagus. Untuk menembus SEA Games, ada dua hal yang harus dilakukan. Percaya diri dan kerja keras. Kalau itu dilakukan, saya yakin dia bisa,” jelas pelatih yang akrab disapa Gethuk ini.
Arema FC selalu terkenal memiliki gelandang petarung. Menariknya, Seiya bukan tipikal seperti itu, melainkan lebih mirip Evan Dimas.
Gaya bermainnya lebih tenang, sehingga seringkali kalah bersaing dengan pemain Arema FC lainnya sebut saja Jayus Hariono dan Renshi Yamaguchi. Untuk menggeser Evan Dimas pun butuh ‘keajaiban’.
Cedera yang didapatnya pada 2021, juga membuat kariernya terhambat. Bahkan Seiya memilih ke Jepang, untuk melakukan pemulihan dan operasi.
Meski tenang di atas lapangan, karakter khas Jepang terlihat betul pada Seiya. Sekembalinya dari Jepang dan kembali ke Arema FC, pemain berusia 21 tahun ini rajin menambah porsi latihan.
Di mess, Seiya jadi yang paling rajin latihan di tempat gym. Selain itu, saat sore hari tidak ada sesi latihan, dia bermain bola sendiri di lapangan yang dekat dengan mess.
Kini kerja kerasnya mulai membuahkan hasil. Tetapi sayangnya, dia harus memutuskan mundur dari Arema FC. (*/ Ra Indrata)