
Malang Post – Kendaraan bermuatan berat lebih baik putar balik ketika hendak melintas di Jalan Raya Giripurno (Jurang Susuh), penghubung Kota Batu dan Kabupaten Malang. Sebab di lokasi tersebut, sering terjadi kecelakaan truk masuk jurang karena gagal menanjak.
Terbaru sebuah truk bernopol N 9334 NJ, bermuatan pasir yang dikemudikan Andreyanto (21) terperosok ke jurang sedalam 15 meter karena tidak kuat menanjak, Rabu (10/5) siang.
Truk muatan pasir sebanyak delapan kubik itu hendak sebenarnya hendak menuju Kota Batu. Setelah mengambil pasir dari Kalibening, Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Karena tidak kuat menanjak, truk yang berjalan dari arah Karangploso itu berjalan mundur dan akhirnya nyemplung jurang.
“Sebenarnya sudah dua kali ini gagak menanjak di jalur ini. Namun yang pertama masih berhasil selamat. Sedangkan gagal menanjak yang kedua menyebabkan truk yang saya kemudikan terjun ke jurang,” kata Andreyanto.
Dia mengungkapkan, situasi gagal menanjak pertama dan ke dua berbeda. Saat gagal menanjak pertama kondisi jalan sepi. Sehingga lebih mudah mengendalikan kendaraan. Sedangkan saat gagal menanjak ke dua, di belakang truk yang dikemudikannya ada sebuah sepeda motor.
“Saat saya lihat di belakang banyak sepeda motor. Karena itu ketika truk berjalan mundur, saya banting stir ke kana. Sehingga langsung terjun ke jurang,” tuturnya.
Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa truk masuk jurang itu. Hanya terjadi kerusakan PJU dan bahu jalan di jalur Jurang Susuh. Sedangkan untuk total kerugian material diperkirakan mencapai Rp 15 juta
Kemudian untuk evakuasi kendaraan yang terjun di Jurang Susuh, menggunakan dua unit mobil truk derek. Karena kondisi medan curam, sehingga membutuhkan waktu cukup lama dalam proses evakuasi tersebut. Akibatnya, menimbulkan kemacetan panjang baik dari arah Karangploso maupun Kota Batu.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Batu, AKP Lya Ambarwati menghimbau, pengendara kendaraan berat, terutama yang membawa muatan untuk tidak melewati jalur alternatif tersebut. Dikarenakan terdapat medan tanjakan yang cukup curam.
“Sebaiknya lewat jalur utama Pendem karena lebih aman. Kemudian juga tidak membawa muatan di luar batas,” tandasnya. (Ananto Wibowo)