Malang Post – Pemkot Batu memastikan pembebasan lahan Situs Pendem, di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo terealisasi tahun ini. Sebab segala macam prosesnya telah dilakukan pada tahun 2022 lalu. Sedangkan saat ini Pemkot Batu tinggal menunggu harga lahan yang sesuai dari tim appraisal.
Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu, Arief As Siddiq menyatakan, ganti rugi lahan terdampak ekskavasi Situs Pendem dipastikan terealisasi tahun ini. Prosedur pengadaan lahan sudah disiapkan. Tinggal menunggu harga dari tim penilaian, yang akan menilai harga tanah itu berapa.
“Prosesnya sudah dimulai sejak tahun kemarin. Tinggal menunggu dokumen harga dari tim appraisal nilai yang layak per meternya berapa. Nanti setelah muncul dokumen itu, sudah bisa dilakukan pembelian secara langsung, sesuai dokumen yang telah dikeluarkan,” jelas Arief, Rabu, (8/3).
Dari hasil proses ekskavasi yang telah dilakukan sebelumnya. Pemkot Batu akan melakukan ganti rugi kepada enam ahli waris pemilik lahan tersebut. Dengan total luasan lahan sekitar 100 meter persegi.
“Lahan yang akan dibebaskan sesuai struktur yang sudah diekskavasi. Dokumen-dokumen sudah masuk ke BPN dan sudah keluar sertifikatnya. Ahli waris juga sudah menerima sertifikat itu. Intinya tinggal menunggu harga dari tim appraisal,” katanya.
Lebih lanjut, ketika nantinya harga ganti rugi tanah itu sudah keluar dari tim appraisal. Pemkot Batu akan mendiskusikan harga tersebut kepada ahli waris. Kemudian pihak ahli waris akan menyetujui harga tersebut apakah sudah sesuai atau belum.
“Nanti ada negosiasi antara ahli waria dan Pemkot Batu. Syukur-syukur ahli waris bisa langsung menerima harga sesuai dari tim appraisal. Sehingga prosesnya bisa berjalan cepat dan ekskavasi segera dilanjutkan,” katanya.
Arief juga menyatakan, perihal harga tanah, tim appraisal tak akan membuat harga ngawur. Harganya tidak jauh berbeda dengan NJOP/meter tanah di desa tersebut. Namun jika ahli waris menolak harga yang telah dikeluarkan dari tim appraisal. Maka akan dilakukan negosiasi lebih lanjut.
“Kalau mereka tidak mau, pasti harga akan dinaikkan. Jika hasil dari tim appraisal tidak sesuai, ahli waris bisa banding untuk menegosiasikan harga yang pas,” tuturnya.
“InsyaAllah ahli waris bisa menerima. Toh tim appraisal dalam menafsirkan harga juga tidak murah. Mereka sudah punya metode perhitungan sendiri. Apalagi lahan yang dilakukan ekskavasi beberapa tahun terakhir ini, ahli waris juga menerima kompensasi,” imbuh Arief.
Untuk melakukan ganti rugi lahan tersebut, pihaknya telah menyiapkan anggaran reguler. Pihaknya menyiapkan anggaran sekitar Rp 280 juta untuk melakukan pembebasan lahan tersebut.
Pembebasan lahan penting dilakukan sebagai proses kepemilikan legalitas aset Pemkot Batu. Sebelumnya, pada tahun 2022 lalu, Pemkot Batu masih melakukan proses kajian terkait konsep pengembangan dari Situs Candi Pendem.
“Nanti setelah tuntas pembebasan lahan maka dilakukan pemberdayaan untuk edukasi, untuk wisata, dengan tetap fokus menjaga kelestarian, termasuk ekskavasi lanjutan,” katanya.
Situs Pendem itu juga dikenal dengan Candi Manunjung. Cagar budaya ini merupakan khasanah kekayaan budaya yang harus dilindungi. Juga sebagai sarana edukasi pendidikan untuk anak-anak. Sebab lewat budaya bisa dijadikan suatu bagian untuk menunjukkan jati diri bangsa.
Berdasarkan hasil ekskavasi yang telah dilakukan sebelumnya, tim Arkeolog berhasil menemukan sumuran ditengah-tengah situs tersebut. Sumuran itu berbentuk segi empat berukuran 210 cm x 210 cm.
Dengan adanya temuan itu, menandakan jika situs tersebut benar-benar merupakan bangunan candi. Diduga merupakan peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno abad 9. Hal itu dapat dilihat berdasarkan struktur batu bata yang tebal dan letaknya berdekatan dengan prasasti Sangguran.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mengatakan, penemuan situs tersebut sangat menarik. Dengan adanya penemuan itu, turut menambah keberagaman yang ada di Kota Batu.
“Kota Batu merupakan kota kecil dengan potensi yang sangat lengkap. Mari bersama-sama mengenal, menjaga dan melestarikan temuan situs ini. Yang nantinya diharapkan dapat menjadi bagian dari sarana edukasi pendidikan sejarah Kota Batu,” tandasnya. (Ananto Wibowo)