
Malang Post – Data sementara sebanyak 127 orang meninggal dalam insiden pasca pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen. Jumlah tersebut masih terus berkembang. Jumlah tersebut disampaikan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, dalam konferensi pers Minggu (2/10/2022) pukul 04.30 WIB.
Nico berulangkali mengucap berbela sungkawa dan prihatin. Nico memulai rilis dengan mengucapkan duka cita mendalam dan menyesalkan peristiwa yang terjadi. Data sementara jumlah korban, Nico menyebut sebanyak 127 orang. Sebanyak 34 meninggal di lokasi, termasuk 2 personil anggota Polri.
“Telah meninggal 127 orang. Di stadion ada 34. Dan di rumah sakit, ada 2 anggota yang meninggal, ” jelas Nico sembari menjelaskan kronologis peristiwa. Menurut Nico, saat berlangsung pertandingan, berjalan aman. Hingga sebagian oknum supporter turun ke lapangan usai pertandingan. Turunnya oknum supporter diduga dipicu kekecewaan.
Kata Nico, dalam prosesnya kemenangan diperoleh Persebaya (2-3). Permasalahan terjadi pada saat selesai. Terjadi kekecewaan penonton karena Arema FC tidak pernah kalah selama 23 tahun di kandang sendiri.
Kekecewaan menggerakkan penonton turun dan berusaha mencari para pemain, official dan cenderung berupaya melampiaskan emosi. Menurut Nico sebagian oknum sudah menyerang petugas dan merusak mobil.
“Karena itu petugas pengamanan melakukan upaya upaya pencegahan, melakukan pengalihan, dalam prosesnya, untuk mencegah, dipakailah gas air mata, ” terang Nico.
Gas air mata lalu dilontarkan ke kerumunan supporter sehingga menuju ke 1 titik di pintu keluar 10 dan 12. “Di titik penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen dan tim medis melakukan penolongan dan dievakuasi ke beberapa rumah sakit, ” sebut Nico.
Selain berjatuhan korban, baik supporter dan petugas, sebanyak 13 mobil yang rusak. Diantaranya 10 mobil dinas, termasuk mobil patroli, truk Brimob, mobil K9 dan mobil pribadi.
Nico melanjutkan, sebanyak 180 orang masih dalam proses perawatan di sejumlah rumah sakit. Ditanya apakah ada keharusan pelontaran gas airmata, Nico menyebut bahwa memang tidak semua supporter turun ke lapangan melainkan ribuan.”Dari 40 ribu. Tidak semua anarkis. Tidak kecewa. Ada 3000 yang turun, Yang lain diam di tempatnya, ” urai Nico.
“Terlihat di video, berjalan baik sampai selesai pertandingan, ada supporter turun. Dan turunnya membahayakan, official dan pemain. Sudah dihalau agar tidak turun. Lalu terjadi pemukulan. Inilah kami sesalkan. Kami akan dalami, kenapa supporter sebegitu, hingga dipakai gas air mata. Sebelumnya sudah diberi imbauan, ” lanjut Nico. (Santoso FN)