
Malang Post – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, terus berupaya untuk menurunkan jumlah kasus stunting diwilayahnya. Salah satunya dengan menggelar Rembuk Stunting Kabupaten Malang 2022.
Acara tersebut dihadiri langsung Bupati Malang, HM. Sanusi, didampingi Wakil Bupati Malang, H. Didik Gatot Subroto, yang sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Malang.
Dalam sambutannya, Bupati Malang menyampaikan, penurunan jumlah kasus stunting, kini telah ditetapkan sebagai salah satu program prioritas Nasional oleh Pemerintah Pusat.
“Kasus stunting secara nasional saat ini di angka 24 persen. Kalau di Kabupaten Malang mengalami penurunan. Tahun 2018 lalu di angka 20 persen. Sekarang menjadi 8,8 persen sampai Februari 2022,” ucap Sanusi, dihadapan Forkopimda Kabupaten Malang atau yang mewakili dan jajaran Kepala OPD se-Kabupaten Malang, serta Camat dan Muspika Terkait.
Meski begitu, lanjut Sanusi, prevalensi kasus stunting masih perlu menjadi perhatian bersama. Apalagi jika berdasarkan data, jumlah kasus stunting yang dihitung melalui metode sampling lewat Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021 lalu, prevalensi kasus stunting di Kabupaten Malang masih berada pada angka 25,7 persen.
“Untuk itu, mari bersama-sama menangani masalah nasional. Yaitu tentang masa depan SDM bangsa, untuk menjadi SDM Unggul dan menuju Zero stunting. Mudah-mudahan nanti kebersamaan dalam menyelesaikan stunting ini bisa membuahkan hasil yang positif,” jelasnya.
Selain itu, Sanusi menambahkan, penanganan stunting juga bukan hanya menjadi tanggung jawab bagi tenaga kesehatan. Melainkan juga multisektor di luar kesehatan yang berkenaan dengan pemberdayaan masyarakat.
“Fungsi corporate social responsibility (CSR) perlu dimaksimalkan. Sebab seperti kita ketahui bersama, terdapat dua jenis intervensi yang dapat dilakukan, dalam upaya percepatan penurunan kasus stunting. Yakni intervensi spesifik dan intervensi sensitif,” terangnya.
“Pada program intervensi spesifik, upaya penanganan dilakukan dengan menyasar penyebab langsung pada sektor kesehatan. Sementara intervensi sensitive berkaitan dengan penyebab tidak langsung dari kasus stunting,” pungkasnya.
Sebagai informasi, di Kabupaten Malang hingga bulan Agustus 2022 ini kasus stunting tercatat ada 6.233 kasus, yang sebelumnya mencapai angka 11.000 diawal bulan Januari. Dengan keterlibatan semua pihak, Kabupaten Malang bisa mencapai Zero Stunting. (Ra Indrata)