MALANG POST – Pemkot Batu menegaskan komitmennya menjadikan sektor kesehatan sebagai fondasi utama pembangunan daerah. Refleksi implementasi Visi dan Misi mBatu Sae 2025 bidang kesehatan menjadi momentum untuk memastikan arah kebijakan tetap berpijak pada kebutuhan riil masyarakat, bukan sekadar target administratif.
Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto menekankan, pembangunan kesehatan dalam kerangka mBatu Sae tidak berhenti pada layanan kuratif semata. Pemerintah daerah secara konsisten mendorong penguatan layanan promotif dan preventif yang terukur, merata, serta berdampak langsung bagi warga.
“mBatu Sae menempatkan kesehatan sebagai fondasi kesejahteraan masyarakat. Karena itu, kebijakan yang kami dorong harus berbasis layanan yang bisa dirasakan langsung, mudah diakses dan hasilnya dapat diukur,” tegas Heli, Selasa (23/12/2025).
Komitmen tersebut tercermin dari sejumlah capaian strategis yang telah diraih Dinas Kesehatan Kota Batu. Salah satunya melalui pembentukan Unit Pelayanan Kesehatan Desa dan Kelurahan (UPKDK) yang kini telah hadir di 18 dari 24 desa dan kelurahan.
“UPKDK yang diluncurkan pada puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 itu diproyeksikan menjadi garda terdepan layanan kesehatan berbasis komunitas,” tambah Heli.

Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Di sisi lain, partisipasi masyarakat dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) juga menunjukkan tren positif. Hingga saat ini, sebanyak 76.763 warga telah mengikuti CKG, atau sekitar 34,05 persen dari total penduduk Kota Batu yang berjumlah 225.408 jiwa. Angka tersebut dinilai sebagai indikator meningkatnya kesadaran warga terhadap pentingnya deteksi dini kondisi kesehatan.
Penguatan layanan dasar juga tampak dari peran Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP). Sebanyak 193 posyandu aktif beroperasi di seluruh wilayah Kota Batu dengan dukungan 2.322 kader kesehatan.
“Keberadaan posyandu dan kader ini menjadi tulang punggung layanan promotif dan preventif, sekaligus penghubung antara fasilitas kesehatan dengan masyarakat di tingkat paling bawah,” katanya.
Menurut Heli, partisipasi aktif warga dan kader kesehatan menjadi kunci keberhasilan pembangunan kesehatan. Tanpa keterlibatan masyarakat, kebijakan yang dirancang pemerintah tidak akan berjalan optimal.

PERKUAT FONDASI: Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto dalam kegiatan refleksi implementasi visi misi mBaty Sae dalam bidang kesehatan. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Sebagai bagian dari dukungan konkret terhadap peningkatan kualitas layanan, Pemkot Batu juga menyalurkan bantuan alat kesehatan berupa 10 unit tensimeter digital dan satu unit timbangan digital untuk puskesmas. Bantuan tersebut diharapkan mampu menunjang deteksi dini dan pemantauan kesehatan warga secara lebih akurat dan berkelanjutan.
Langkah-langkah tersebut menegaskan bahwa pembangunan kesehatan di Kota Batu tidak hanya berorientasi pada fasilitas, tetapi juga pada penguatan sistem layanan berbasis partisipasi.
Sejalan dengan visi mBatu Sae, pemerintah daerah berupaya memastikan setiap kebijakan kesehatan benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat dan menjadi investasi jangka panjang bagi kualitas hidup warga.
“Refleksi ini menjadi penanda bahwa sektor kesehatan tetap menjadi prioritas strategis Pemkot Batu, utamanya dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan daerah dan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya. (Ananto Wibowo)




