MALANG POST – Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) semakin memperkaya jejaring internasional melalui program kolaborasi riset berskala global bagi mahasiswanya. Mahasiswi S3 Doktor Ilmu Kedokteran FK UB, Silvi Zakiyatul Ilmiyah, saat ini menempuh riset di Chubu University, Jepang.
Penelitiannya didanai lewat program Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, Teknologi Indonesia. Masa penelitiannya berlangsung empat bulan, mulai 6 Oktober 2025 hingga 6 Februari 2026.
Silvi berada di bawah bimbingan Promotor Prof. Agustina Tri Endharti (FK UB) dan Host Supervisor Associate Professor Yoshiyuki Kawamoto (Chubu University). Riset ini menyoroti kombinasi Paclitaxel–Nano Diosgenin sebagai agen antiproliferasi untuk sel kanker Triple Negative Breast Cancer (TNBC) melalui modulasi β3-Tubulin, TIMP1, dan TOP2-α.
TNBC dikenal sebagai subtipe kanker payudara paling agresif dengan tingkat kekambuhan tinggi, resistensi terhadap terapi hormonal, serta prognosis yang kurang baik.

“Paclitaxel efektif sebagai terapi standar, tetapi sering menimbulkan efek samping pada sel normal,” ujar Silvi. Penelitian ini mencoba pendekatan baru dengan menggabungkan paclitaxel dan diosgenin—senyawa alami yang memiliki sifat antiproliferatif dan potensi lebih aman.
Nanoformulasi diosgenin diharapkan dapat meningkatkan efektivitas, bioavailabilitas, serta memperkuat potensi terapeutik kombinasi tersebut bagi pasien TNBC.
Selama menjalani program riset di Jepang, Silvi mendapat pengalaman berharga: fasilitas laboratorium berstandar internasional, budaya kerja ilmiah yang disiplin, diskusi dengan pakar, serta keterlibatan dalam kolaborasi tim riset yang solid. Target utamanya adalah menghasilkan joint publication dari hasil penelitian di Chubu University.
Silvi berharap PKPI tidak hanya menghasilkan publikasi bereputasi tinggi, tetapi juga mempererat kerja sama UB-Chubu University di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Ia optimis kolaborasi ini bakal membuka jalan inovasi terapi kanker, memperluas jejaring Indonesia–Jepang, serta meningkatkan kapasitas riset nasional.
“Ke depan, kolaborasi riset ini diharapkan memperluas peluang pengembangan penelitian kanker yang lebih inovatif, memberikan manfaat luas bagi komunitas global, dan meningkatkan kontribusi Indonesia di ranah terapi kanker yang lebih efektif, aman, dan berkelanjutan,” pungkas Silvi. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




