MALANG POST – UIN Maulana Malik Ibrahim Malang melakukan Pengabdian Masyarakat di Pondok Pesantren Sabilurrosyad Kota Malang. Upaya membangun lingkungan pendidikan yang ramah, aman, dan mendukung kesejahteraan psikologis santri menjadi perhatian serius kalangan akademisi psikologi.
Hal ini diwujudkan melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat bertajuk “Psikologi Berkontribusi Mendukung Pesantren Ramah Santri”.
Diselenggarakan Sabtu 6 September 2025, di Sekolah Menengah Pertama Islam Sabilurrosyad, bagian dari Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Gasek, Kota Malang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Qoryah Thoyyibah yang difasilitasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Program ini bertujuan untuk memperkuat peran perguruan tinggi dalam mendukung pengembangan masyarakat melalui pendekatan keilmuan yang aplikatif, khususnya di bidang psikologi pendidikan dan psikologi komunitas.
Dua narasumber utama dalam kegiatan ini, Aprilia Mega, M.Si dan Dr. Muallifah, yang juga merupakan dosen Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, menyampaikan materi yang berfokus pada pentingnya peran guru, pengasuh dan tenaga pendidik dalam membangun iklim pesantren yang ramah santri.

Mereka menekankan bahwa lingkungan pesantren yang kondusif tidak hanya mendukung aspek akademik dan spiritual, tetapi juga berperan besar dalam membentuk kesehatan mental dan karakter positif santri.
Dalam paparannya, Dr. Muallifah menjelaskan bahwa konsep pesantren ramah santri berarti menciptakan lingkungan yang aman secara emosional, bebas dari kekerasan dan perundungan, serta memberikan ruang bagi santri untuk berkembang sesuai potensi diri.
“Pesantren harus menjadi rumah kedua yang menumbuhkan rasa percaya diri, empati, dan kebahagiaan bagi santri. Hal ini membutuhkan sinergi antara aspek pendidikan, pengasuhan, dan pendekatan psikologis,” ujarnya.
Sementara itu, Aprilia Mega, M.Si menambahkan pentingnya literasi psikologi di kalangan guru dan pengasuh pesantren. Ia memberikan pelatihan singkat tentang teknik komunikasi empatik, penguatan dukungan emosional, serta deteksi dini perilaku bermasalah pada santri.
Peserta kegiatan, yang terdiri dari guru, pengasuh, dan staf yayasan, tampak antusias mengikuti sesi interaktif yang disertai dengan studi kasus dan simulasi lapangan. Melalui kegiatan ini, diharapkan para pendidik di lingkungan pesantren semakin memahami peran penting psikologi dalam mendukung tumbuh kembang santri secara holistik.
Kegiatan ini sekaligus menjadi bentuk nyata kontribusi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam mendukung terciptanya ekosistem pendidikan Islam yang berkarakter, inklusif, dan berkeadaban. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, pesantren diharapkan tidak hanya menjadi pusat pembentukan ilmu dan akhlak.
Ttetapi juga menjadi ruang tumbuh yang ramah, aman, dan menyehatkan bagi seluruh santri. Ini sejalan dengan visi Qoryah Thoyyibah, mewujudkan masyarakat yang baik, berdaya dan berkarakter. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




