Rektor UIN Malang, Prof. Ilfi Nur Diana, didampingi para wakil rektor dan pimpinan kampus menanam bunga lily di kick off Dies Maulidiyah ke-64 UIN Malang. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
MALANG POST – Kick Off Dies Maulidiyah ke-64 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang berlangsung sederhana, tetapi bermanfaat bagi perkembangan kampus menuju kelas dunia pada Jumat (10/10/2025).
Dies Maulidiyah digelar di depan gedung rektorat tanpa tenda dan dekorasi yang megah. Cukup bener acara dan kursi untuk para pimpinan. Sebelum pembukaan acara, ada lantunan Salawat Nabi Muhammad SAW.
Kemudian saat kick off Dies Maulidiyah UIN Malang ada penanaman tanaman sebagai simbol menuju green campus. Kemudian pelepasan balon ke udara sebagai simbol menebar afirmasi baik.
Dies Maulidiyah tahun ini memang menjadi refleksi untuk menatap masa depan dan bertransformasi menuju kampus berdampak. Dies Maulidiyah kali ini juga dirangkaikan dengan peringatan Hari Kesehatan Mental Dunia.
Sebanyak 340 mahasiswa dan dosen melakukan long march dan mengampanyekan kesehatan mental di 64 titik. Baik di kampus 1, 2 dan 3 hingga pelaksanaan program konseling gratis.
Menurut Ketua Panitia yang juga Dekan Fakultas Psikologi UIN Maliki, Dr. Siti Mahmudah, M.Si, perayaan tahun ini mengusung tema “Integratif, Inspiratif, Kontributif, dan Globally Innovative.”
Ia menyebutkan, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Dies, yang sebelumnya juga telah diisi dengan konferensi internasional, seminar ilmiah, kegiatan olahraga, lomba, serta agenda penguatan spiritual.
Rencananya, juga akan ada kegiatan UIN Goes to Pesantren, peringatan Hari Santri hingga peluncuran digitalisasi tata kelola UIN Malang melalui aplikasi Single Sign On (SSO) sebagai langkah mewujudkan smart university. Dies Maulidiyah ini akan berakhir 28 Oktober 2025.
“Pada hari ini memang fokus ke hari kesehatan mental dunia, berharap semoga seluruh dunia manusianya adalah sehat mental, sehat jiwa, dan sehat pikirannya,” ujarnya.

Longmarch ajakan menjaga kesehatan mental yang diikuti rektor, wakil rektor dan pimpinan serta mahasiswa Psikologi UIN Malang. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si mengatakan bahwa kesehatan mental merupakan kunci dari kebahagiaan. Ia berharap seluruh warga kampus memiliki mental yang kuat dan positif agar dapat menjalani kehidupan akademik dengan bahagia.
Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan cara kampus untuk peduli terhadap isu kemanusiaan, isu lingkungan, serta isu sosial dan ekonomi yang dihadapi bangsa.
“Kita menghadapi isu kemanusiaan dan isu lingkungan di tingkat lokal, otomatis kita alan berdampak untuk dunia. Saya kira itu komitmen kita menjadi smart university dan menjadi green campus,” ungkap Prof. Ilfi.
Selain itu, Prof. Ilfi mengajak komunitas-komunitas, baik madrasah, pesantren ataupun komunitas yang lain di masyarakat untuk peduli dan ramah terhadap lingkungan. “Kalau kita menjaga alam, maka alam akan menjaga kita, itulah keselamatan kita bersama,” tambahnya
Menurut Prof. Ilfi, menjaga kelestarian lingkungan merupakan bagian dari implementasi maqashid syariah, yakni menjaga jiwa, akal, lingkungan, harta, dan keturunan, yang semuanya dapat tercapai apabila manusia hidup secara ramah terhadap alam.
Prof. Ilfi juga menekankan bahwa UIN Malang siap bertransformasi menuju kampus yang benar-benar mampu memberikan dampak kemanfaatan bagi masyarakat sekitar, Indonesia dan dunia internasional.
Menurutnya, UIN Malang harus bertransformasi kelembagaan sebagai kampus Islam terbaik di kancah nasional dan internasional. Hal ini untuk menatap tantangan besar masa depan.
“Kemudian menuju reputasi internasional. Nanti sampai 2029, kami akan mengunggulkan akreditasikan semua prodi hingga akreditasi internasional,” ucapnya.
UIN Malang menurutnya juga telah menegaskan komitmen menciptakan lulusan berkualitas, berakhlak dan berdaya saing hingga mampu menaklukkan kompetisi dunia kerja.
Ia juga menekankan bahwa UIN Malang dan lulusannya akan terus berkomitmen dalam memberikan dampak bagi masyarakat Indonesia dan dunia.(*/Eka Nurcahyo)




