
MALANG POST – Bupati Malang, HM Sanusi, menegaskan, salat bukan sekadar kewajiban yang selesai saat ditunaikan. Sebaliknya, salat adalah momen berkomunikasi (koneksi) langsung dengan Allah SWT, untuk memohon ampunan dan pertolongan-Nya.
Hal itu disampaikan Abah Sanusi -panggilan akrab Bupati Malang- saat menggelar salat Subuh Keliling (Suling) tahun keempat, di Masjid Al Mubarok, Jombok Kecamatan Ngantang, Jumat (9/5/2025 pagi.
Itulah sebabnya, Abah Sanusi mengajak seluruh jamaah yang hadir di Suling, untuk merenungkan kembali makna dan hikmah salat.
“Salat memiliki kekuatan spiritual, untuk memperkuat hubungan manusia dengan sang pencipta (hablumminallah) dan sesama manusia (hablumminannas).”
“Walaupun tidak mudah mencapai kekhusyukan, namun upaya menjaga kualitas salat harus terus dilakukan,” ujar pria asal Gondanglegi ini.
Di sisi yang lain, Abah Sanusi juga menyampaikan, dengan program subuh keliling ini, Pemerintah Kabupaten Malang ingin bersilaturahmi dan bertatap muka langsung dengan warga masyarakat kabupaten Malang.
“Semoga dengan silaturahmi ini, umur kita bertambah panjang dan In Sya Allah rejeki kita akan bertambah,” ucap Bupati Malang.
Politisi PDI Perjuangan ini juga mengaku bersyukur, dengan adanya kegiatan subuh keliling ini dan mengharapkan untuk tetap menjaga tradisi keagamaan yang sudah melekat di masyarakat Kabupaten Malang.
“Melayani masyarakat merupakan tugas utama pemerintah. Sedangkan jalur komunikasi informal, adalah salah satu cara yang efektif untuk mengetahui langsung permasalahan-permasalahan di lingkungan dan masyarakat.”
“Jadi komunikasi dengan masyarakat tidak melalui jalur formal, nah ini salah satu caranya dengan salat berjamaah,” ungkap mantan Wakil Bupati Malang ini.
Abah Sanusi juga mengakui, ketika dirinya banyak mendengar persoalan-persoalan, dengan silaturami dapat langsung dibicarakan dan kemudian tukar pikiran bersama.
“Oleh karena itu, dengan cara ini permasalahan tersebut dapat teratasi. Saya juga menghimbau untuk keamanan dan ketertiban masyarakat yang sudah aman ini agar terus dipertahankan,” pungkasnya.

Selepas menghadiri Subuh Keliling di Ngantang, Jumat pagi itu juga Abah Sanusi melanjutkan silaturahmi, dengan hadir di Markas Brigif 18 Trisula, di Kecamatan Jabung.
Kehadiran Bupati Malang, untuk mengikuti peletakkan batu pertama Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R Program Pionir ‘Antasena’ Brigif 18 Trisula. Nantinya TPST 3R tersebut, akan mengolah sampah hingga menjadi zero waste.
Bupati Malang menyampaikan selamat dan terima kasih kepada Panglima Divisi Infanteri 2/ Kostrad, Mayjen TNI Susilo, yang telah bersinergi serta membantu Pemkab Malang dalam menuntaskan permasalahan sampah di Kabupaten Malang.
“Adanya tempat pengolahan sampah terpadu program pionir ini, wujud nyata dan komitmen Bapak Panglima Divisi 2/ Kostrad, dalam memerangi sampah, sehingga dapat membantu Pemerintah Daerah dalam menuntaskan permasalahan sampah di Kabupaten Malang. In Sya Allah Kabupaten Malang menjadi pionir untuk Indonesia,” ujar Abah Sanusi.
Selain itu, Bupati Malang juga setuju dan bersepakat untuk memerangi sampah hingga menuju zero waste bersama jajaran TNI dari Divisi Infanteri 2/ Kostrad.
Menurut Abah Sanusi, permasalahan sampah merupakan tanggung jawab bersama dan harus segera dituntaskan melalui sinergi berbagai stakeholder, termasuk pemerintah daerah dengan instansi TNI.
Bupati Malang juga mengucapkan terima kasih atas dipilihnya Kabupaten Malang sebagai tempat peluncuran Tempat Pengolahan Sampah Terpadu 3R Program Pionir “Antasena” Brigif 18 Trisula.
“Terimakasih saya ucapkan kepada Mayjen TNI Susilo yang bersedia hadir langsung dalam menangani sampah sebagai dukungan nyata TNI AD terhadap program pembangunan Kabupaten Malang.”
“Kehadiran Pangdiv 2/ kostrad tentunya menambah semangat dan motivasi kita semua untuk terus bersinergi. Semoga pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu 3R “Antasena” ini berjalan dengan lancar dan menjadi pionir untuk Kabupaten Malang dan Indonesia,” tuturnya. (*/prokopim/Ra Indrata)