
MALANG POST – Segala investasi yang masuk ke Kota Malang, harus berdampak luas pada masyarakat. Namun harus tetap menghindarkan dari dampak negatif, yang muncul timbul akibat munculnya investasi tersebut.
Hal tersebut disampaikan Kepala DPMPTSP Kota Malang, Arif Tri Sastyawan, saat menjadi narasumber dalam talkshow di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Selasa (6/5/2025).
Arif menekankan, dalam pembangunan investasi di sektor properti. Seperti hotel bintang lima, harus memperhatikan banyak aspek. Termasuk memastikan, agar tidak ada dampak negatif yang ditimbulkan.
“Semua investor di Kota Malang, harus tetap mengedepankan kearifan lokal, menjaga lingkungan dan berkomunikasi baik dengan masyarakat,” tegasnya.
Dengan demikian, lanjut Arif, pertumbuhan ekonomi kota yang meningkat, tidak mengabaikan kenyamanan masyarakat.
“Kita patut berbangga, karena minat investasi ke Kota Malang terus meningkat.”
“Pada 2024, target investasi Rp1,4 triliun, realisasinya dua 2 kali lipat. Tahun ini, dari target Rp1,6 triliun, di triwulan pertama 2025 saja sudah mencapai Rp200 miliar lebih,” katanya.
Anggota Komisi C DPRD Kota Malang, Arief Wahyudi menyampaikan, membenarkan adanya peningkatan target investasi setiap tahun, dari hasil dari arahan pemerintah pusat dan provinsi.
Setiap tahunnya, kata Arief, realisasi selalu naik Rp1 triliun lebih dari target awal yang sudah ditentukan.
“Tren positif itu harus dijaga, karena menunjukkan kalau Malang masih menjadi kota yang diminati investor. Baik investor lokal maupun dari luar negeri, yang berinvestasi di berbagai sektor. Seperti di sektor properti, hotel, resto dan UMKM, yang selalu masuk tiap tahun,” kata politisi PKB ini.
Investasi yang masuk, tambahnya, juga sejalan dengan visi misi pemerintah pusat dan Pemkot Malang. Karena investasi bukan hanya angka, tapi bagian dari pembangunan jangka panjang.
Sementara itu, Guru Besar Ilmu Ekonomi FEB Universitas Brawijaya, Prof. Setyo Tri Wahyudi menilai, tren peningkatan investasi di Kota Malang, sebagai bukti kebijakan pemerintah berjalan efektif.
“Target yang naik Rp200 miliar tiap tahun sejak 2023, selalu mampu tercapai bahkan dua kali lipat, menunjukkan pola investasi yang konsisten,” kata Prof. Setyo.
Meski begitu, Prof. Setyo meminta masyarakat harus mengamati apakah pertumbuhan tersebut benar-benar terasa di lapangan.
“Infrastruktur yang membaik, fasilitas publik yang lebih layak, termasuk daya beli meningkat bisa menjadi tolak ukurnya,” ujarnya.
Setyo juga berharap, Pemkot Malang bisa menjaga pertumbuhan angka investasi tersebut. Sekaligus memastikan dampak investasi bermanfaat untuk warga Kota Malang. (Faricha Umami/Ra Indrata)