
Yesika Suryani yang selalu didampingi mama tercinta saat sedang berkuliah. (Foto: Dokumen Pribadi)
MALANG POST – Gelaran wisuda Universitas Brawijaya (UB), selalu memiliki daya tarik tersendiri. Baik dari segi prestasi para wisudawan, maupun momen-momen unik yang terjadi.
Beberapa hal yang menarik adalah prestasi wisudawan cumlaude yang langsung diterima kerja, wisudawan termuda yang meraih gelar Sarjana dengan IPK tinggi, serta aksi kocak rektor UB saat berfoto bersama wisudawan.
Termasuk di gelaran Wisuda Universitas Brawijaya (UB) Periode 17, digelar Sabtu (3/5/2025). Dimana wisuda yang diikuti oleh 821 wisudawan tersebut, juga memiliki dua lulusan terbaik Yesika Suryani dan Lintang Agung Reginata.
Yesika Suryani tidak ingin dikenal karena keterbatasannya sebagai seorang difabel. Dia ingin orang lain mengenal karena prestasinya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang diraihnya dalam bidang karya ilmiah dan penelitian.
Dari awalnya coba-coba, hingga akhirnya dia mengaku ketagihan mengikuti berbagai lomba karya ilmiah.
“Pertama kali ikut lomba, dan menang. Disitu juara satu. Alhasil ketagihan ikut lomba. Lomba karya tulis ilmiah dan menang. Dapat juara satu, juara dua, juara satu, juara dua, ada sekitaran 7 lomba lebih. Rata rata penghargaan yang saya terima itu,” bebernya.
Seakan prestasi ingin terus mengikuti Yesika, pada program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Yesika bahkan lolos seleksi administrasi di beberapa instansi besar, seperti BUMA, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Bank Indonesia, Lazada, MAP, dan masih banyak lagi.
“Namun karena pengumuman pertama kali lolos di PT Pintar Pemenang Asia, saya memilih perusahaan tersebut sebagai tempat mencari pengalaman pertama di dunia pekerjaan,” urainya.
Perusahaan yang berlokasi di Jakarta Pusat tersebut, ternyata membawa banyak pengalaman baginya, berinteraksi dengan lingkungan dan orang-orang baru menambah kepercayaan dirinya untuk terus mengupgrade ilmunya di bidang perpajakan.
“Saya ingin suatu saat bisa membahagiaan kedua orangtua saya. Bisa berkarir lebih baik untuk mengangkat derajat kedua orang tua saya,” katanya.
Saat ini dia mengaku sangat syukur banget sama Allah SWT karena merasa menjadi orang yang sangat bermanfaat untuk orang lain.
“Banyak sekali teman-teman yang meminta bantuan pada saya. Sehingga saya bisa merasa bermanfaat bagi orang lain. Dan itu menjadi prinsip hidup saya Harus Bermanfaat Bagi Sesama,” tandasnya.

Lintang Agung Reginata “Ginta” salah satu peraih predikat lulusan termuda 20 tahun dengan IPK 3,82 dalam masa studi 3,5 tahun. (Foto: Dokumen Pribadi)
Sementara itu Lintang Agung Reginata, atau biasa dipanggil Ginta memiliki motivasi besar saat menempuh pendidikan di Fakultas Peternakan UB. Ginta tumbuh di lingkungan yang dekat dengan dunia peternakan.
Orang tuanya beternak sapi potong dan kambing, yang menginspirasi Ginta untuk mengambil peran lebih besar dalam mengembangkan potensi tersebut.
“Saya ingin melanjutkan dan mengembangkan ternak di tempat tinggal, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Keseriusannya membuahkan hasil, Ginta berhasil lulus dengan IPK 3,82 dalam masa studi 3,5 tahun. Ia juga mendapat predikat sebagai lulusan termuda di usia 20 tahun.
Dengan ilmu yang Ia peroleh selama kuliah, Ia pernah membuat formulasi pakan untuk ternak di tempat tinggalnya. Dalam tugas akhirnya, Ginta juga meneliti tentang inseminasi buatan pada sapi peranakan Friesian Holstein.
“Saya ingin mengetahui lebih dalam tentang inseminasi buatan pada sapi perah dengan tujuan meningkatkan populasi sapi perah jenis kelamin betina, sehingga dapat meningkatkan produksi susu dalam negeri,” tutur gadis asli Nganjuk ini.
Ia juga ingin memanfaatkan limbah pertanian untuk bahan pakan ternak, serta mengembangkan pakan berkualitas untuk meningkatkan populasi ternak. (*/M Abd Rachman Rozzi)