
Rachmy Rosyida Ro’is, S.KM., M.KKK. (tiga dari kiri) beserta tim saat berkunjung Kampung Pemulung Pulosari untuk implementasi HIRADC-AI. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Salah satu Dosen Universitas Negeri Malang (UM), Rachmy Rosyida Ro’is, S.KM., M.KKK beserta tim melakukan inovasi dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Dilakukan melalui implementasi metode Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Control – Aspect Impact (HIRADC-AI) di Kampung Pemulung Pulosari, Malang.
Implementasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan risiko kerja yang tinggi di lingkungan pekerja informal.
Dalam wawancaranya bersama Tim Humas UM, Dosen Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) ini menjelaskan alasannya memilih Kampung Pemulung Pulosari untuk implementasi HIRADC-AI.
“Kampung Pemulung Pulosari memiliki tingkat risiko kerja yang cukup tinggi. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa pekerja di Kampung Pemulung rentan terhadap bahaya ergonomi.”
“Seperti nyeri punggung akibat gerakan berulang dan posisi kerja yang tidak tepat, serta bahaya fisik seperti tersengat listrik, tersandung, dan tertusuk benda tajam saat memilah barang bekas,” ujar Rachmy.
Selain itu Rachmy juga menjelaskan bahwa kampung pemulung tersebut para pemulungnya tidak menggunakan alat pelindung diri.
“Selain itu, disana penggunaan alat pelindung diri (APD) masih minim dan tidak sesuai standar. Padahal pemulung sangat rentan terhadap penyakit akibat kerja.”
“Karena mereka bersentuhan langsung dengan sampah tanpa pelindung yang layak. Banyak yang hanya mengandalkan pakaian berlapis atau sarung tangan kain yang sudah rusak,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rachmy menyampaikan ada beberapa risiko K3 yang paling dominan. “Risiko K3 yang paling dominan itu terkena paparan benda fisik tajam, terpapar bahan kimia dan limbah B3.”
“Gerakan repetitif yang menyebabkan risiko terjadinya low back pain, serta adanya paparan asbes dari tempat kerja yang menyebabkan penyakit asbestosis,” jelas Rachmy.
Banyaknya masalah K3 pada kampung pemulung, dalam penelitiannya beliau menerapkan pendekatan HIRADC-AI secara sistematis dan partisipatif.
Tahapannya mencakup identifikasi bahaya lingkungannya melalui observasi langsung dan wawancara, penilaian risiko menggunakan matriks dengan menilai tingkat kemungkinan (likelihood) dan tingkat keparahan (severity).
Setelah itu melakukan pengendalian risiko melalui pendekatan eliminasi, substitusi, engineering control, administrative control, dan penggunaan APD.
Hasil dari implementasi HIRADC ini adalah identifikasi yang jelas terhadap potensi bahaya, penilaian tingkat risiko, serta rekomendasi pekerja untuk melakukan pekerjaan yang tidak membahayakan diri dan lingkungannya.
Rachmy mengungkapkan bahwa penelitian ini memberikan dampak positif terhadap masyarakat pemulung pulosari.
“Hasil yang telah terlihat dari penelitian ini masyarakat pemulung pulosari sudah mulai sadar pentingnya penerapan K3 dalam melakukan pekerjaan,“ ungkap Dosen UM tersebut.
Adanya implementasi HIRADC-AI ini Rachmy berharap dapat memberikan panduan efektif untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja, meningkatkan keselamatan, serta produktivitas pekerja di Kampung Pemulung Pulosari.
Selain sebagai kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, penelitian ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) No. 3 , “Kehidupan Sehat dan Sejahtera”. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)