
MALANG POST – Universitas Brawijaya (UB) kembali mengukuhkan empat profesor baru. Keempatnya dikukuhkan dalam prosesi akademik yang berlangsung Gedung Samanta Krida pada Selasa (22/4/2025). Keempat profesor yang dikukuhkan berasal dari berbagai bidang keilmuan strategis yang kelak akan diperlukan untuk kemajuan para generasi muda mendatang.
Prof. Dr. Ir. Tri Djoko Lelono, M.Si: EPB UB, dikukuhkan sebagai Profesor dalam bidang Biologi Perikanan.
Dalam pidato pengukuhannya, ia akan membaca pidato pengukuhan yang berjudul EPB UB: Integrasi Ekologi dan Biologi Perikanan Universitas Brawijaya dalam Tata Kelola Sumberdaya Laut Yang Adaptif dan Keberlanjutan.
Penelitian Prof Tri Djoko berangkat dari keprihatinan terhadap eksploitasi laut yang berlebihan dan degradasi lingkungan pesisir akibat perubahan iklim.
Pengelolaan konvensional seperti MSY (Maximum Sustainable Yield) dan Stock Assesment Models tidak mempertimbangakan interaksi ekosistem ataupun kebijakan berbasis ekonomi biru, tegasnya.
EPB-UB memadukan pendekatan ekologi dinamis, analisis data real-time, teknologi seperti GIS dan eDNA, serta kecerdasan buatan dalam prediksi stok ikan dan kondisi ekosistem.
Hal yang menarik dari model ini adalah keterlibatan aktif masyarakat pesisir melalui co-management system, yang menjadikan nelayan bukan sekadar pengguna sumber daya, tetapi juga penjaga ekosistem laut. Penguatan kapasitas masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan yang diharapkan bisa menjamin kesejahteraan masyarakat tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.
Namun tantangan bagi model ini keterbatasan infrastruktur pendukung, ketimpangan kapasitas SDM di berbagai wilayah, serta belum optimalnya kolaborasi antarpemangku kepentingan. Kesadaran kolektif dan integrasi lintas sektor masih perlu diperkuat agar model ini dapat diimplementasikan secara berkelanjutan.
Prof. Dr. Erryana Martati, S.TP, M.P memaparkan inovasi model FISKITOX, sebuah pendekatan fisiologi berbasis kinetika yang dirancang untuk menilai risiko toksisitas bahan kimia dalam pangan secara lebih akurat.
Disampaikannya, Model FISKITOX merupakan model yang dikembangkan untuk menunjukkan simulasi penyerapan, distribusi, metabolisme, dan ekskresi senyawa kimia di dalam tubuh manusia Model ini memungkinkan peneliti melihat pengaruh senyawa kimia dalam tubuh akibat adanya perbedaan spesies, dosis, populasi golongan rentan, dan adanya matriks ingredien dalam pangan.
FISKITOX dapat digunakan untuk memprediksi risiko senyawa dari populasi yang berbeda misal anak-anak atau orang tua, tambahnya. Model FISKITOX memfasilitasi transisi dari penilaian in vitro ke in vivo melalui ekstrapolasi in vitro ke in vivo kuantitatif.
Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk menggunakan data toksisitas in vitro untuk memprediksi efek in vivo, sehingga mengurangi ketergantungan pada pengujian hewan.
Prof. Dr. Drs. Suharjono, M.S. melakukan identifikasi Mikroba menggunakan metode Molusca (Multi Locus DNA Analysis) sampai pada tingkat strain atau spesiesnya.
Metode Molusca menggunakan marka beberapa lokus DNA serta kelebihannya mampu mengidentifikasi strain mikrobia berdasarkan evolusinya.
Model analisis banyak lokus DNA mempunyai keunggulan, yaitu dapat mengidentifikasi mikrobia yang sulit dibiakkan, dapat mengidentifikasi sampai level strain, dapat mengetahui asal usul dan distribusinya, serta mengetahui struktur komunitas/keanekaragaman mikrobia sebagai indikator kualitas suatu ekosistem berdasarkan evolusinya, secara akurat, cepat, dan murah.
Namun demikian, model analisis banyak lokus DNA (Molusca) atau Multilocus Sequence Analysis (MLSA) masih memiliki kelemahan. Kelemahan model tersebut terdapat pada tahapan analisis yang masih memerlukan dua tahap.
Tahap pertama adalah analisis sekuen pada lokus untuk identifikasi sampai level spesies dan tahap kedua analisis sekuen beberapa lokus DNA untuk identifikasi pada level strain.
Kelemahan kedua yaitu kita tidak mendapatkan biakan mikrobianya, sehingga diperlukan isolasi untuk penelitian dan pengelolaan mikrobia yang diinginkan.
Prof. Dr. Dra. Wahyu Widoretno, M.Si mengembangkan Teknologi INVIPLO, sebagai inovasi yang handal untuk meningkatkan sifat-sifat tanaman dengan memanipulasi genom untuk menghasilkan tanaman tetraploid unggul dengan kandungan metabolit tinggi.
Teknologi ini telah berhasil untuk mengembangkan tanaman tetraploid unggul pada nilam dan porang dengan karakter morfoanatomi dan fisiologi lebih baik dan kandungan metabolit lebih tinggi dibandingkan dengan diploidnya.
Teknologi INVIPLO memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan poliploidi alami dan pendekatan in vivo, yaitu reproduktibilitas dan efisiensi tinggi, serta ideal untuk spesies tanaman dengan siklus hidup panjang dan sulit diperbanyak secara generatif. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)