
TINGGALAN PKL: Petugas kebersihan dari DLH Kota Malang, ketika membersihkan sampah dari PKL liar dan pengunjung di AAM Kota Malang. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
MALANG POST – Ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) liar, yang berjualan di dalam Alun Alun Merdeka (AAM) sepanjang musim libur Lebaran, selalu meninggalkan masalah baru.
Setelah lebih dari seminggu, PKL itu dibiarkan melanggar Perda 2/2012 tentang larangan berjualan di AAM, kini PKL itu meninggalkan timbunan sampah hampir di setiap sudut AAM.
Sorotan tajam pun langsung ramai di media sosial. Netizen sangat menyayangkan kondisi tersebut. Mereka menuding, para PKL itu tidak bertanggung jawab. Padahal mereka sudah cukup diberi waktu berjualan di dalam. Tapi setelah kembali dilarang, para PKL itu meninggalkan alun-alun tanpa mau membuang sampah.
“Kami berpikir, pengunjung yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Ternyata para PKL juga demikian. Sampah makanan dan minuman yang mereka jual, juga dibiarkan berserakan. Mereka tidak memiliki kepedulian dan kesadaran untuk menjaga kebersihan,” kata Musahra, pengunjung asal Kedungkandang, Senin (7/4/2025).
Hal senada disampaikan Erna Joe (41), pengunjung asal Surabaya. Pihaknya melihat kondisi AAM menjadi kotor dan kumuh karena aktivitas jualan para PKL. Ditambah pengunjung yang tidak mau menjaga kebersihan.
“Kami berkunjung ke Malang sudah beberapa kali, termasuk ke AAM ini. Kondisinya kok gak ada perubahan. Setiap lebaran selalu seperti ini,” ujar Erna saat diwawancarai awak media di AAM.

PANTAU: Kabid RTH DLH Kota Malang, Laode K.B. Al Fitra, didampingi Plt. Kepala UPT Taman AAM, Heru Tato, saat bertemu anggota DPRD F-PKB, Arif Wahyudi di AAM, ketika meninjau bersih-bersih sampah di AAM, Senin (7/4/2025). (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
Terkait kondisi AAM yang kumuh lantaran dipenuhi sampah, Kabid RTH DLH Kota Malang, Laode K.B Al Fitra menyebut, kontribusi sampah itu dari pengunjung maupun aktivitas PKL di AAM.
Padahal DLH rutin membersihkan sampah-sampah tersebut. Yakni pada pagi dan siang. Melibatkan delapan hingga sembilan personil di UPT Taman AAM.
“Sampah yang ditimbulkan pada malam hari, kita bersihkan pada pagi harinya. Pasukan kebersihan dari DLH sudah standby sejak 05.00 WIB hari hingga siang hari. Hal tersebut kami lakukan sejak ada PKL masuk ke AAM sini,” jelas Laode.
Pihaknya juga mengaku sudah sering kali menghalau PKL, untuk tidak masuk ke dalam AAM. Tapi tidak pernah digubris. PKL itu baru akan pergi jika Satpol PP sudah turun tangan.
“Kami juga tidak memiliki kewenangan untuk penindakan. Jadi kami selalu komunikasikan dengan Satpol PP, untuk penindakan. Sedang untuk pembinaannya, adalah kewenangan Diskopindag,” tegasnya.
Loade juga mengakui, dampak yang ditimbulkan saat PKL masuk ke dalam AAM, tidak sekadar meninggalkan sampah semata-mata. Tapi juga beberapa kerusakan. Diantaranya pada portal pembatas.
Bahkan pihaknya melihat portal itu sengaja dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Agar tidak ada akses keluar masuk kendaraan ke dalam AAM. Seperti terlihat di Jalan Merdeka Barat dan Merdeka Selatan.
“Kami sangat menyayangkan perusakan pintu portal tersebut. Masyarakat mestinya bisa memahami dan ikut menjaga. Karena perawatan dan pemeliharaannya, memakai APBD yang tidak lain uang dari rakyat,” pungkasnya. (Iwan Irawan – Ra Indrata)