
MALANG POST – Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batu Tahun 2025-2030 mulai disusun. Diawali dengan digelarnya forum konsultasi publik (FKP) oleh Pemkot Batu.
Lewat forum itu, jadi momentum penting bagi masyarakat. Guna menyampaikan aspirasi dan usulan dalam merumuskan kebijakan pembangunan lima tahun ke depan.
RPJMD merupakan kewajiban kepala daerah yang diamanatkan oleh Pasal 263 Ayat (2) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 14 Ayat (1) dan (2) Permendagri No. 86 Tahun 2017 tentang Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah.
Wali Kota Batu, Nurochman menyatakan, melalui forum ini menjadi ruang partisipasi publik yang luar biasa. Guna merumuskan kebijakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Forum ini menjadi rumah partisipasi publik bagi masyarakat Kota Batu. Semakin banyak refleksi dan usulan yang disampaikan, semakin berkualitas rekomendasi yang dihasilkan untuk RPJMD,” ujar Cak Nur, Kamis (6/3/2025).
RPJMD Kota Batu 2025-2030 bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui tiga pilar utama. Yakni mengembangkan ekonomi berbasis agro-kreatif dengan dukungan infrastruktur integratif dan berwawasan lingkungan.
Lalu mengendalikan pembangunan ruang kota, konservasi hutan dan sumber daya air. Serta membangun tata kelola pemerintahan yang berintegritas, kolaboratif dan inovatif dengan penguatan desa dan kelurahan.
Sasaran utama RPJMD meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), perluasan kesempatan kerja, ketahanan pangan, pemenuhan infrastruktur dasar, serta peningkatan produktivitas sektor ekonomi strategis seperti pertanian dan UMKM.

SUSUN RPJMD: Pemkot Batu mulai menyusun RPJMD Kota Batu 2025-2030, proses penyusunan diawali dengan menggelar FKP. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Sejumlah isu penting menjadi perhatian utama dalam melakukan pembangunan Kota Batu. Diantaranya mulai dari sektor pariwisata yang berkembang pesat, namun UMKM lokal belum sepenuhnya menjadi tuan rumah di kota wisata.
Kemudian sktor pertanian yang masih menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat Kota Batu, hingga permasalahan sampah perlu penanganan serius untuk menjaga keberlanjutan ekologis, serta percepatan pembangunan di bidang pendidikan dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas SDM.
Cak Nur berharap, melalui forum tersebut dapat menghasilkan rekomendasi yang berkualitas dan menjadi landasan kuat dalam penyusunan RPJMD Kota Batu 2025-2030.
“Mari kita bersama mewujudkan pembangunan Kota Batu yang lebih baik demi kesejahteraan seluruh masyarakat dan mewujudkan mBatu SAE,” ujarnya.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Pemkot Batu berkomitmen untuk mewujudkan visi pembangunan yang berkelanjutan, inklusif dan berdaya saing menuju Kota Batu Generasi Emas 2045.
Sementara itu, Narasumber dalam forum tersebut, Prof. Dwi Budi Santoso menjelaskan sejumlah tantangan dalam mewujudkan visi ‘Mbatu SAE’ (Kota Batu yang Baik).
“Target pertumbuhan ekonomi Kota Batu sangat tinggi, sehingga membutuhkan pengelolaan keuangan daerah yang presisi. Pendapatan per kapita Kota Batu sedang naik, namun investasi mulai menurun. Oleh karena itu, inovasi dan gagasan baru sangat diperlukan untuk meningkatkan perekonomian,” papar Prof Dwi.
Dia juga menekankan pentingnya peningkatan investasi dan pendapatan daerah, terutama melalui penguatan sektor UMKM dan pertanian.
“Pendidikan dan kesehatan perlu mendapat perhatian lebih, sementara pertanian dan UMKM harus dimaksimalkan sebagai basis ekonomi Kota Batu,” tutupnya. (Ananto Wibowo)