
MALANG POST – Sudah hampir dipastikan jumlah dosen yang menyandang gelar profesor (prof) di Universitas Negeri Malang (UM) bertambah lagi.
Kamis (27/2/2025) prosesi pengukuhan yang berlangsung khidmat di Aula GKB A19 lantai 9 ini, menjadi momen penting bagi UM dalam memperkuat kontribusinya di dunia pendidikan dan penelitian.
Mereka adalah Prof. Aripriharta, ST., MT.,Ph.D. yang akan dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Elektronika Daya dan Aplikasinya.
Orasi ilmiahnya bertajuk “REVOLUSI ENERGI HIJAU BERBASIS KONVERTER CERDAS”. Prof Aripriharta mengangkat kemajuan energi yang telah menjadi penggerak peradaban.
Energi hijau bukan lagi masa depan—ia adalah kebutuhan hari ini. Matahari, sumber energi hijau paling tua, bebas polusi, terbarukan dan melimpah, menjadi kunci revolusi ini.
Di sinilah Srengenge 4.0, sebuah konverter cerdas yang dikembangkan oleh salah seorang pemikir dan peneliti Universitas Negeri Malang (UM) yaitu Prof. Aripriharta, Ph.D, berperan sangat vital. Konverter cerdas ini memungkinkan sistem PV otonom untuk mengelola energi secara lebih efisien, optimal dan adaptif.
Kehadiran Srengenge 4.0 dalam sistem PV otonom bukanlah sekadar teknologi, melainkan perwujudan dari kebebasan dan kemandirian dalam mengelola energi—sebagaimana Jean-Jacques Rousseau menekankan bahwa kebebasan sejati hanya bisa diraih melalui kemandirian. Srengenge 4.0 dilengkapi dengan kecerdasan buatan yang meniru kecerdasan kolektif di alam.
Prof. Dr. Karyadi, M.P., M.T yang akan dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Teknik Sipil/Struktur Bambu Laminasi, dalam orasinya memaparkan “BAMBU LAMINASI: MATERIAL BANGUNAN BERPENAMPILAN ESTETIS YANG KUAT DAN RINGAN SEHINGGA COCOK UNTUK HUNIAN DI DAERAH RAWAN GEMPA”.
Dalam keteranganya ia memaparkan bahwa bambu laminasi diharapkan dapat menjadi pilihan sebagai bahan bangunan selain kayu. Hal ini disebabkan bambu laminasi memiliki tampilan yang indah menyerupai kayu.
Diharapkan predikat material ringan dan kuat menjadikan bambu laminasi cocok untuk elemen struktural hunian di daerah rawan gempa. Uraian singkat ini membawa ke pemahaman bahwa bambu laminasi bisa menjadi pilihan material bangunan dengan tampilan yang indah menyerupai kayu.
Disamping itu elemen struktur berpenampang hollow dari bambu laminasi juga memiliki sifat ringan dan kuat. Sehingga cocok untuk hunian di daerah rawan gempa.
Prof. Dr. H. Sucipto, M.S dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Guru Besar Bidang Manajemen Pemberdayaan & Pendidikan Masyarakat.
Dalam orasinya ia akan membawakan judul “META ANALISIS KUALITATIF PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (PMD) PADA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DI INDONESIA”.
Dilanjutkan Prof. Dr. Eng. Mokh. Sholihul Hadi, S.T., M. Eng. Guru Besar Bidang IoT System membawakan orasi berjudul “MEMBUMIKAN TEKNOLOGI IOT DI INDONESIA”.
Bahwa teknologi ini sangat sangat berguna untuk kemajuan teknologi. IoT atau Internet of Things secara bahasa merupakan istilah untuk suatu perangkat yang terhubung ke jaringan internet.
Perangkat ini terintegrasi dengan sensor, software, dan teknologi lain dengan tujuan untuk melakukan koneksi dan pertukaran data dengan perangkat lainnya melalui media internet.
Dengan populasi yang besar, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan adopsi teknologi yang semakin meluas, IoT bisa menjadi kunci untuk memecahkan berbagai masalah dan meningkatkan efisiensi di berbagai sektor. Berikut adalah beberapa peluang IoT di Indonesia.
Prof. Dr. Gatut Susanto, M.M., M.P akan dikukuhkan sebgai Guru Besar Bidang Manajemen Pendidikan BIPA. Pidatonya bertajuk: REKAM JEJAK KEBIJAKAN MENINGKATKAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA INTERNASIONAL MELALUI PENGEMBANGAN BIPA.
Ia sedikit memaparkan bahwa sejatinya bahasa Indonesia wajib menjadi bahasa internasional. Karena bahasa internasional wajib memenuhi enam syarat sebuah bahasa hingga bisa menjadi bahasa internasional.
Keenam syarat tersebut adalah bahasa: 1) berperan besar dalam menyebarkan ilmu pengetahuan, 2) digunakan sebagai diplomasi dan perdagangan, 3) jumlah penuturnya banyak, 4) peradaban budaya penuturnya tinggi, 5) memiliki sistem tata bahasa yang mudah dipelajari, dan 6) penutur bahasa memiliki kebanggaan yang tinggi terhadap bahasanya.
Nah bahasa indonesia adalah bahasa yang mempunyai minimal enam sarat di atas. Tahun 2023, Bahasa Indonesia diakui sebagai salah satu bahasa resmi Sidang Umum UNESCO.
Di luar negeri, Bahasa Indonesia diajarkan di 54 negara. Bahkan pengajaran Bahasa Indonesia atau BIPA di luar negeri dimulai jauh sebelum BIPA diperbincangkan di Indonesia.
Di Amerika, Bahasa Indonesia diajarkan di Universitas sejak tahun 1948. Saat ini ada 18 universitas di Amerika yang mengajarkan Bahasa Indonesia. Di Australia tahun 1957, Bahasa Indonesia diajarkan di Departemen Pertahanan Australia.
Bahasa Indonesia juga telah menjadi bahasa utama dalam LOTE (Language Other Than English) yang diajarkan di 30 universitas dan institute.
Di Jepang bahasa Indonesia mulai diajarkan tahun 1949, Universitas yang menyelenggarakan BIPA pertama kali universitas adalah Tokyo University of Foreign Studies dan Osaka University of Foreign Studies. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)