MALANG POST – Peristiwa bencana alam berupa tanah longsor kembali terjadi di Kota Batu, Senin (6/1/2025) malam. Lokasi tepatnya berada di RT 01 RW 04, Dusun Kandangan, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji.
Kalaksa BPBD Kota Batu, Agung Sedayu menyatakan, tanah longsor tersebut terjadi disebabkan karena hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah Kota Batu. Akibatnya plengsengan teknis mengalami longsor.
“Plengsengan teknis yang mengalami longsor tersebut berdimensi panjang 12 meter, tinggi 8 meter dan lebar 5 meter,” ungkap Agung, Selasa (7/1/2024).
Dia menambahkan, akibat dari longsornya plengsengan teknis tersebut, separuh badan jalan di kawasan Desa Gunungsari tertutup. Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
“Sebagai upaya tindak lanjut, kami langsung melakukan kaji cepat, koordinasi dengan pihak terkait dan pemasangan safety line,” paparnya.
Dalam peristiwa tersebut, BPBD Kota Batu juga merekomendasikan kepada pengembang untuk segera melakukan pembersihan material longsor. Dalam proses pembersihan, sementara waktu akses jalan alternatif Kandangan Claket, Brau dan Paralayang ditutup sementara.
SEGERA TANGANI: Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai saat meninjau plengsengan teknis yang longsor, dia meminta untuk segera dilakukan penanganan. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Sementara itu, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai meninjau langsung proses penanganan bencana alam tanah longsor tersebut. Usai melakukan peninjauan, dia menekankan kepada siapapun yang sedang melaksanakan konstruksi pembangunan untuk memperhatikan kondisi di lapangan.
“Selain itu, mutu dan kualitas bangunan juga harus memenuhi standar. Sehingga peristiwa plengsengan teknis yang longsor tak sampai terjadi,” tuturnya.
Pj Aries juga meminta, pembersihan material longsor segera dilakukan oleh pihak pengembang. Sehingga jalan alternatif tersebut bisa segera dilalui kembali oleh masyarakat.
Disisi lain, Pj Aries juga menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
“Keselamatan diri dan keluarga adalah hal yang paling utama, sehingga kami meminta agar masyarakat tidak ragu untuk melapor apabila melihat atau khawatir akan potensi bencana saat cuaca memburuk,” katanya.
Terlebih berdasarkan analisis BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, saat ini sebagian wilayah Jawa Timur telah memasuki puncak musim hujan yang diprediksi hingga bulan Februari 2025.
BMKG menghimbau kepada masyarakat agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang.
“Mari kita tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan kita dalam menghadapi setiap ancaman bencana yang terjadi,” tutupnya. (Ananto Wibowo)