MALANG POST – Stadion Kanjuruhan sudah selesai direnovasi. Menghabiskan anggaran Rp357,84 miliar. Pelaksana konstruksinya adalah Waskita – Abipraya KSO, dengan manajemen konstruksi Bina KSO Yodya.
Hanya saja, kapan stadion berkapasitas 21.603 penonton itu bisa kembali dipakai kandang Arema FC, masih menunggu banyak hal. Apalagi ada informasi, stadion yang berada di Kepanjen itu, baru akan diresmikan pada 21 Januari 2025 mendatang.
Meski demikian, manajemen Arema FC sudah mulai melakukan persiapan untuk kembali ‘boyongan’ ke Stadion Kanjuruhan. Apalagi pada 24 Januari mendatang, Singo Edan giliran menjadi tuan rumah di putaran kedua Liga 1 musim 2024/2025. Menjamu Persib Bandung.
“Tetapi apakah saat menjamu Persib Bandung nanti, kami sudah bisa pakai (Stadion) Kanjuruhan, kami belum bisa memastikan,” kata General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi.
Diakuinya, komunikasi dengan pemilik stadion, yakni Pemerintah Kabupaten Malang, sudah terus dilakukan. Bahkan sejak 3-4 bulan lalu, komunikasi intens itu terjadi.
Pemkab Malang, kata Inal -panggilan akrab General Manager Arema FC- juga sudah memberikan lampu hijau, skuadra Singo Edan bisa kembali menggunakan Stadion Kanjuruhan.
“Kami sudah diundang Bapak Bupati Malang. Bahkan ketika itu juga ikut mendampingi beliau Sekda Kab. Malang, Kadispora dan juga Bapenda. Semuanya memberikan dukungan untuk Arema FC,” tandas Inal.
Dalam masa persiapan back to Kanjuruhan, manajemen ternyata sudah membuat satu keputusan yang sangat penting. Yang didasarkan pada itikad baik. Tanpa ada kepentingan atau tendensi khusus. Yakni bakal menyisihkan tiga persen dari pendapatan bersih atas penjualan tiket di setiap pertandingan kandang Arema FC, di Stadion Kanjuruhan.
“Ini murni bentuk kepedulian dan misi sosial Arema FC, kepada Korban Tragedi Kanjuruhan.”
“Manajemen Arema FC, juga masih sering menerima informasi terkait harapan dari keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, perihal asuransi, resitusi dan lainnya,” tandasnya.
Besaran persentase untuk Korban Tragedi Kanjuruhan yang akan diserahkan kepada keluarga korban tersebut, pihaknya mengaku sudah dibahas bersama Dewan Direksi PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI). Terhitung sejak Arema FC kembali bermain di Stadion Kanjuruhan, sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.
“Santunan ini diberikan kepada ahli waris keluarga 135 korban meninggal dunia secara sama rata. Dari berapa nominal didapat (3 persen dari pendapatan bersih) dibagi 135.”
“Sampai kapan bantuan itu diberikan, kami belum tentukan. Bisa satu tahun, tiga tahun, lima tahun kedepan, atau kapan saja,” tegas Inal.
Sedangkan untuk teknis pemberian santunan, Inal menyebut bakal diberikan melalui transfer ke masing-masing rekening ahli waris keluarga korban.
Untuk data ahli waris itu sendiri, akan dihimpun oleh Arema FC dalam waktu dekat. Sebab dibutuhkan data terkait nomor rekening ahli waris.
Saat menyerahkan nomor rekening tersebut, tambah Inal, harus disertakan surat keterangan bahwa nomor rekening tersebut, namanya sesuai dengan yang tersebut dalam surat ahli waris. Hal ini dilakukan untuk validasi sekaligus mengupayakan santunan tepat sasaran.
“Sekali lagi, kami memohon maaf. Kami sadar, uang tidak bisa menggantikan duka yang dialami oleh keluarga korban.”
“Namun keputusan ini, diambil atas dasar empati kami kepada keluarga korban. Bahwasannya, Arema FC dan supporternya adalah Satu Jiwa,” demikian Inal. (Ra Indrata)