MALANG POST – Target bisa masuk 10 besar Porprov Jatim IX Tahun 2025 terus dimatangkan KONI Kota Batu. Untuk bisa merealisasikan target itu, KONI Kota Batu kembali menggelar tes pengukuran hasil latihan atlet selama mengikuti pemusatan latihan (Puslat).
Tes pengukuran puslat KONI Kota Batu itu berlangsung di GOR Gajah Mada Kota Batu, Minggu (15/12/2024). Total ada sekitar 150 orang atlet yang berasal dari 27 cabang olahraga yang mengikuti puslat KONI Kota Batu.
Ketua Umum KONI Kota Batu, Sentot Ari Wahyudi menegaskan, kegiatan tersebut dilaksanakan bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang. Sedikitnya ada 15 tes yang diikuti, yakni lari 20 m, T Tes, Spider Tes, Beep Test, Body Composition, Whole Body Reaction, Sit And Reach, Push up, Sit Up, Wall Squat, Bass Test, Hand Grip, Side Step Test, Vertikal Jump dan Lempar Bola Medicine.
“Kami ingin mengetahui mondisi atlet puslat ring 1 yang dimulai sejak bulan Februari dan ring 2 yang dilaksanakan mulai bulan Maret. Melalui tes ini, kami ingin tahu bagaimana perkembangan masing-masing atlet menuju Porprov Jatim 2025, apakah sudah sesuai dengan kemampuan dari masing-masing cabor atau belum,” ujar Sentot.
UKUR: Tim tes pengukuran olahraga UM saat melakukan pengukuran kondisi fisik atlet dibawah binaan KONI Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Kegiatan ini menurut Sentot, adalah kegiatan rutin yang selalu dilaksanakan KONI Kota Batu. Merupakan bagian dari upaya untuk menerapkan sport science dalam pembinaan atlet yang akan diterjunkan ke Porprov Jatim 2025.
Hasil tes pengukuran masing-masing atlet Kota Batu ini akan dianalisa oleh Tim UM, untuk bahan paparan kelebihan dan kekurangan atlet yang perlu diperbaiki dalam latihan selanjutnya.
“Karena itu, saya minta kepada para pelatih untuk mendampingi atletnya saat tes, agar tahu persis bagaimana kekurangan dan kelebihan atletnya yang bisa diasah,” ujarnya.
Hasil tes ini akan dipergunakan sebagai pedoman latihan untuk masing-masing atlet. Setiap atlet cabor menjalani tes yang berbeda satu dengan lainnya. Tesnya didasarkan pada kebutuhan masing-masing atlet saat bertanding.
Melalui tes pengukuran ini, nantinya akan dilakukan serangkaian evaluasi, yang digunakan untuk mengukur kemampuan fisik seseorang secara objektif. Hasilnya bisa digunakan untuk mengetahui tingkat kebugaran, membuat program latihan yang tepat, mengelola cedera dan memantau perkembangan atlet. (Ananto Wibowo)