MALANG POST – PT Bank CIMB Niaga Tbk, melaporkan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp6,6 triliun. Yang didapatkan pada sembilan bulan pertama di 2024 (‘9M24’). Naik sebesar 5,1persen year-on-year (Y-o-Y) dan menghasilkan earnings per share Rp204,34.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan menyebut, perrtumbuhan ini mencerminkan fokus CIMB Niaga pada aset yang berkualitas, serta efisiensi operasional.
“Kualitas aset kami tetap solid. Rasio gross non-performing loan (gross NPL) sebesar 2,0 persen, di bawah rata-rata industri,” katanya.
Hal ini merupakan wujud dari pengelolaan kualitas aset, tambah Lani, dengan prinsip kehati-hatian dan proaktif. Serta memperkuat portofolio sekaligus komitmen CIMB Niaga terhadap kinerja yang berkelanjutan.
“Di tengah kondisi ekonomi yang dinamis ini, kami bersyukur dapat memberikan imbal hasil yang menarik bagi para shareholders, dengan terus memperkuat posisi modal dan likuiditas.”
“Ke depan, kami meyakini bisa meraih hasil yang baik di sisa tahun 2024. Sesuai dengan strategi jangka panjang yang diterapkan. Kami fokus pada empat pilar utama, yaitu alokasi aset yang baik, memperluas basis nasabah ritel, memperkuat portofolio CASA, dan meningkatkan digital engagement,” tegasnya.
Tidak itu saja, CIMB Niaga juga terus menjaga ketahanan operasional dan risiko di dalam perusahaan, yang terbukti sangat penting pada beberapa tahun terakhir. Serta menyempurnakan rencana strategis dengan memanfaatkan kelebihan kami dan menganalisis tren pasar.
Upaya strategis ini, sebut Lani, selaras dengan visi untuk menjadi bank yang siap menghadapi masa depan dan senantiasa memberikan layanan berkualitas tinggi serta produk inovatif kepada nasabah dengan selalu menerapkan #WorkFromHeart.
CIMB Niaga senantiasa menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid, dengan capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) masing-masing sebesar 23,4 persen dan 84,3 persen.
Total aset konsolidasian adalah sebesar Rp354,3 triliun per 30 September 2024, yang semakin memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.
Total Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi Rp256,0 triliun (+8,8 persen Y-o-Y), dikontribusikan dari pertumbuhan current account and savings account (CASA) sebesar 8,8 persen Y-o-Y menjadi Rp170,7 triliun.
Hal ini merupakan hasil upaya Bank untuk membina hubungan nasabah yang lebih erat dan meningkatkan pengalaman nasabah secara keseluruhan melalui layanan digital, yang berkontribusi terhadap rasio CASA menjadi sebesar 66,7 persen.
Jumlah kredit/pembiayaan naik 6,4 persen Y-o-Y menjadi Rp218,6 triliun, terutama berasal dari pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang naik 9,4 persen Y-o-Y, diikuti oleh Perbankan Korporat yang tumbuh 7,1 persen Y-o-Y, dan Perbankan Konsumer yang meningkat 5,4 persen Y-o-Y.
Kenaikan tertinggi di kredit/pembiayaan retail terutama dikontribusikan dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang meningkat sebesar 18,2 persen Y-o-Y.
Di Perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan Rp60,7 triliun (+14,8 persen Y-o-Y) dan DPK sebesar Rp53,2 triliun (+24,6 persen Y-o-Y) per 30 September 2024.
Adapun pertumbuhan pembiayaan signifikan tersebut sebagian besar dikontribusi oleh segmen ritel. CIMB Niaga Syariah tetap fokus pada peningkatan komposisi pendanaan, khususnya pendanaan murah dengan terus mengembangkan jaringan komunitas.
“Terima kasih sebesar-besarnya kepada para nasabah, karyawan serta stakeholders atas kepercayaan kepada CIMB Niaga selama 69 tahun. Kami akan meneruskan perjalanan untuk senantiasa menjadi bank pilihan bagi bisnis dan nasabah Indonesia,” kata Lani. (*/Ra Indrata)