MALANG POST – Dosen Psikologi Universitas Merdeka Malang, Al Thuba Septa menegaskan, anak-anak butuh waktu yang berkualitas bersama keluarga. Utamanya dengan orang tua.
Anak-anak perlu quality time dari keluarga, untuk punya waktu ngobrol dan bertukar pikiran.
“Dengan adanya ruang anak bisa bercerita ke orang tua, dia bisa sampaikan ekspresi apa yang dirasakan. Sehingga bisa menjaga kesehatan mental,” katanya saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Senin (28/10/2024).
Al Thuba menambahkan, disfungsi keluarga menjadi alasan utama anak mengalami depresi.
Seperti keluarga broken home, atau orang tua yang terlalu sibuk dengan urusannya. Maka dari itu, sudah waktunya kembalikan fungsi keluarga saat ini.
Sementara itu, Staf Pengelola Program Kesehatan Jiwa Dinkes Kabupaten Malang, Imam Ghozali menjelaskan, di tahun 2024 dari Januari sampai September ini, baru 34 persen anak-anak di Kabupaten Malang yang di skrining Dinkes. Hasilnya, 300 lebih anak mengarah pada anxiety.
“Yang jadi tantangan saat ini, memang SDM baik dari Dinkes Kabupaten Malang sampai Puskesmas yang terbatas. Sehingga masih belum bisa menyasar seluruh lapisan masyarakat,” katanya.
Ghozali menambahkan, di tahun 2024 ini, diupayakan paling tidak 60 persen anak di skrining. Yang masif dilakukan di sekolah-sekolah, melalui Puskesmas yang hadir langsung.
“Total ada 7.602 anak yang sudah di skrining sejak Januari sampai September 2024. Yang mengarah pada anxiety ada 313 anak,” jelasnya.
Jadi skrining yang dilakukan, katanya, dengan memberikan kuesioner pada anak anak usia dibawah 18 tahun secara online. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)