MALANG POST – Perguruan tinggi memiliki tiga kewajiban dasar. Disebut sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat.
Juni lalu, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Malang (UM) melalui Tim Pengabdian Kepada Masyarakat FIP-UM Tahun 2024, melakukan pengabdian. Berupa pelatihan budi daya maggot kepada siswa SMALB SLB Pembina Nasional Malang.
Kegiatan pelatihan tersebut, diikuti oleh peserta didik tunagrahita dan autis SMALB dari kelas 10-12. Total kegiatan dilakukan selama empat hari, dengan rangkaian kegiatan yang berbeda-beda setiap harinya.
Hari pertama, 5 Juni 2024, kegiatan utama adalah observasi dan pre-test. Dilakukan dengan meninjau kondisi siswa, sarana dan prasarana di sekolah, yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan.
Sedangkan untuk pre-test, tim menguji sejauh mana pengetahuan peserta didik SMALB SLB Pembina Nasional Malang tentang sampah dan maggot.
Hari kedua, 7 Juni 2024, dilaksanakan kegiatan pelatihan dengan kegiatan utama meletakkan telur maggot ke media budi daya, berupa dedak dengan campuran air panas.
Tak hanya peletakan telur, kegiatan juga disertai dengan fermentasi pakan dari sampah organik yang dicampur cairan EM4.
Kegiatan selanjutnya dilaksanakan pada 11 Juni 2024. Hari ini dipilih karena mengikuti siklus hidup maggot, yang memerlukan waktu 2-4 hari agar bisa menetas.
Pada hari ketiga ini, tim melakukan pelatihan mengenai ketentuan pemberian pakan untuk maggot.
Meninjau kemampuan siswa tunagrahita dan autis, yang memang perlu pengalaman langsung saat mengenal sesuatu. Maka setiap langkah budi daya, akan didemonstrasikan terlebih dahulu oleh tim.
Kemudian peserta didik diminta untuk mengikuti contoh tersebut. Setiap langkah yang dilakukan oleh peserta didik, kemudian dinilai untuk mengetahui bagaimana keterampilan peserta didik selama proses pelatihan.
Selanjutnya tibalah pada hari terakhir, pada 19 Juni 2024. Pada hari ini, tim melaksanakan post-tes untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan peserta didik, setelah dilakukannya pelatihan.
Instrumen yang diberikan sama saat post-tes, karena tim mengukur bagaimana perbedaan setelah dan sebelum pelatihan.
Maggot yang siap panen juga dapat dijadikan pakan ternak, mengingat SLB Pembina Nasional Malang juga memiliki budi daya ikan lele.
”Sebenarnya SLB ini membudidayakan lele. Tapi sulit untuk menentukan harga jual untuk dipasarkan, mengingat harga pakan yang mahal,” ujar Sukahar, Kepala SLB.
Maka dari itu, tim berharap budi daya maggot ini, dapat terus berlanjut karena selain untuk mengatasi limbah organic. Juga dapat digunakan untuk pakan ternak ikan lele, agar dapat menekan harga pakan. Sehingga ikan lele dapat dipasarkan dengan harga jual yang ideal.
Sukahar juga menyebut, SLB Pembina membudidayakan lele. Namun kesulitan memasarkan lele tersebut, karena sulit menentukan harga jual.
Disebabkan pakan berupa pelet yang terbilang cukup mahal. Maggot dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan lele untuk menekan biaya pakan. (M. Abd. Rahman Rozzi)