MALANG POST – Masih banyak pelajar membolos sekolah dan warung-warung ilegal menjual minimum keras (miras) di Kota Batu. Ini diketahui usai dilakukannya operasi gabungan oleh Satpol PP Kota Batu, TNI-Polri dan dinas terkait.
Berkaca dari temuan tersebut, membuat Pemkot Batu langsung mengencangkan ikat pinggang. Pemkot Batu bersama petugas gabungan akan rutin dan lebih sering melakukan operasi. Guna mencegah rusaknya moral dan etika generasi bangsa.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menyatakan, dengan adanya temuan tersebut, pihaknya merasa prihatin. Sebab masih saja ada anak-anak yang tidak memanfaatkan untuk mencari ilmu dengan benar.
“Pemerintah sudah berupaya untuk memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anak. Saya berpesan kepada orang tua, mari kita awasi mereka agar tidak mencoba miras, dan narkoba yang lain, sehingga tidak bertindak di luar kewajaran sebagai pelajar,” tutur Pj Aries.
Dia juga menyayangkan, masih ada warung-warung yang secara ilegal menjadi miras, dijual kepada anak-anak untuk meracuni mereka. Sebab itu, operasi gabung serupa akan digelar rutin dan lebih sering. Sehingga, potensi anak-anak untuk bolos dan menggunakan waktunya dalam hal-hal yang tidak bermanfaat bisa dihindari.
“Menyongsong Indonesia Emas 2045 tentunya kita harus menyiapkan SDM yang bagus. Anak-anak Kota Batu harus siap menyambutnya dengan belajar yang lebih tekun. Tentunya menghindari miras dan belajar sebaik mungkin untuk mengejar prestasi,” katanya.
Dengan adanya temuan miras dan pelajar bolos, Satpol PP langsung menyita miras ilegal. Selain itu juga memberikan surat kepada sekolah yang muridnya terjaring dalam operasi gabungan tersebut.
Sebelumnya dalam operasi gabungan yang dilakukan itu, pihaknya mengamankan empat kardus miras, yang berisikan sekitar 65 botol miras dari berbagai jenis.
“Sementara itu, untuk operasi pelajar yang membolos dan sedang kumpul-kumpul. Kami menemukan ada sekitar 30 anak. Terdiri dari pelajar SMP maupun SMA,” kata Kepala Satpol PP Kota Batu, Abdul Rais.
Pelajar yang terjaring dalam operasi tersebut, langsung diberikan pembinaan ditempat. Selain itu juga dilakukan pengecekan barang bawaan mereka. Untuk mengetahui apakah mereka membawa senjata tajam, rokok, miras ataupun barang-barang berbahaya lainnya.
Setelah dilakukan pengecekan, pihaknya langsung melakukan pendataan. Mulai dari alamat rumah, asal sekolah dan nama orang tua. Para pelajar yang tertangkap itu, kebanyakan membawa rokok.
“Dari data ini, sebagai bahan bagi kami untuk melakukan tindak lanjut preventif. Setelah dilakukan pembinaan di tempat, mereka langsung kami suruh pulang,” imbuh Rais.
Setelah diberikan pembinaan ditempat, Rais berharap anak-anak yang masih berstatus pelajar itu bisa sadar. Sehingga bisa lebih rajin bersekolah serta tidak melakukan tindakan yang membahayakan bagi diri sendiri.
“Mereka masih pelajar. Janganlah merokok. Apalagi anak-anak yang masih SMP ini, kalau bisa dihindari,” tegasnya.
Lebih lanjut, dia menilai operasi gabungan seperti ini sangat perlu dilakukan. Sebab jika terus-terusan dibiarkan akan terus berkembang ke hal negatif lainnya.
“Awalnya mereka hanya kumpulan sambil merokok. Nanti bisa terus berkembang. Seperti berkembang ke miras dan hal negatif lainnya. Operasi ini juga bagian dari momentum kasus perundungan anak kemarin. Karena itu, kami ingin melakukan pencegahan hal serupa tidak terjadi lagi dikemudian hari,” tutupnya. (Ananto Wibowo)