MALANG POST – Maryono tertawa-tawa sembari mengaku telah membunuh Satip. Pengakuan itu didengar Rizky, seorang warga. Setrlah mengecek kebenarannya, warga sempat berusaha menangkap Maryoni namun gagal. Maryono tunduk setelah tiba polisi Dampit.
Diceritakan Siti Uswatun Hasanah (25) putri korban. Jelang Maghrib, Maryono tertawa di jalanan perempatan kampung Lambangkuning. Hanya beberapa orang mendengarnya.
“Sambil bawa clurit. Ketawa-ketawa. Yang lihat Rizky. Kata Maryono, Musuhku saki mati. Lek kepingin weruh delok en ndek krapyak (kalau ingin tahu siapa, lihat saja di makam), ” cerita Siti.
Penasaran omongan Maryono, Rizky mengecek ke makam Mbah Kandang. Satip tergeletak bergelimang darah. “Masih lemah ada. Warga gak berani bawa ke rumah sakit. Lukanya di dahi, pipi, kepala. Di belakang kayak blusukan, ” cerita Siti.
Melihat kondisi luka korban, warga meyakini bukan dari senjata tajam. Di sekitar lokasi, petugas mengambil sebuah balok dan sebuah kayu jati (usuk bangunan). Tongkat kayu itu berlumuran darah.
“Kata warga, korbannya oranglain, saya tidak tahu. Baru setelah dilihat Rizky ternyata ayah saya, ” ungkap Siti, putri ragil korban dari 4 bersaudara. Bersama suami dan anaknya, ia menunggu proses otopsi jenazah di RS Saiful Anwar Malang.
Kata Siti, usai menganiaya korban Satip, warga berusaha menangkap Maryono. Yapi upaya itu gagal. Akibat mengepung Maryono, sejumlah orang luka. Maryono takluk usai datang petugas kepolisian.
Warga yang berusaha mengepung Maryono, Yudi (39) sempat dirawat di RSBK Bokor Turen. Ia mengalami jahitan 6 kepala di pelipis kiri.
Sugiono (35) juga mengalami luka lebam. Saat disergap pukul 20.00 WIB, Maryono lagi lagi tertawa.
Kondisi korban Satip sebenarnya bukan kondisi sehat sempurna. Lansia warga asli Majangtengah itu, pernah mengalami stroke. Saat kondisi stroke ringan, lagi lagi, Maryono menganiaya korban Satip.
“Kondisi stroke ringan. Bapak tidak kerja. Tapi mash bisa naik sepeda. Kalau Maryono, Anaknya saja dipukuli. Memang orang temperamen. Tidak kerja juga. Bapak tidak ada hubungan. Masalah benci atau apa dendam karena apa, keluarga tidak tahu, ” sebut Siti. (Santoso FN)