![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-15-at-15.07.46-1-1024x615.jpeg)
Malang Post – Kenaikan harga kebutuhan pokok saat Ramadan hingga hari Raya Idul Fitri tak bisa dipungkiri. Menyusul konsumsi di dalam masyarakat mengalami peningkatan. Karena itu, perlu intervensi pemerintah agar harga kebutuhan pokok tetap terjangkau.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemkot Batu telah melakukan beberapa cara. Sebelumnya mereka telah melakukan operasi pasar. Terbaru mereka melakukan kegiatan gerakan pangan murah. Dilakukan di Kantor Desa Oro-Oro Ombo, Kota Batu, Jumat (15/3/2024).
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menyatakan, memasuki bulan suci Ramadan, konsumsi ditengah masyarakat mengalami peningkatan. Dampaknya harga kebutuhan pokok di pasaran ikut meningkat.
“Kami berharap harga kebutuhan pokok di pasaran tidak meningkat. Meski begitu hal tersebut tidak bisa kami cegah. Karena kenaikan pasti terjadi di setiap momen seperti ini,” tutur Pj Aries.
Dia menambahkan, gerakan pangan murah perlu dilaksanakan. Guna menjaga daya beli dan kebutuhan konsumsi masyarakat agar tetap terpenuhi. Sebab kenaikan harga bahan pokok tak bisa dihindarkan.
Untuk mensukseskan gerakan pangan murah itu, Pemkot Batu menggandeng Bulog. Di kegiatan pertama, mereka menyiapkan 5 ton beras SPHP dengan harga jual setiap kemasan 5 kilogram Rp50 ribu.
Kemudian 100 kemasan gula 1 kilogram dengan harga jual Rp15 ribu per kemasan. Selain itu, juga ada 240 kemasan minyak goreng 1 liter dengan harga jual Rp15 ribu per kemasan.
“Jumlahnya memang tidak begitu banyak. Sebab Bulog juga mengadakan pasar murah di berbagai daerah. Meski tidak terlalu banyak, kami berharap kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi,” ujarnya.
![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-15-at-15.07.46-1024x615.jpeg)
DIOBRAL: Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai saat melayani masyarakat di gerakan pangan murah. Dalam kegiatan itu, berbagai kebutuhan pokok diobral dengan harga murah. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Pemkot Batu juga memberikan subsidi terhadap harga-harga kebutuhan pokok yang dijual. Seperti beras SPHP dari harga Bulog Rp51 ribu disubsidi menjadi Rp50 ribu. Begitu juga gula dan minyak goreng yang tadinya Rp16 ribu per kemasan menjadi Rp15 ribu.
“Selain itu juga ada telur. Dijual dengan harga subsidi Rp29 ribu per kilogram. Sedangkan jika dipasaran Rp30- Rp31 ribu per kilogram,” paparnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan jika kegiatan serupa akan terus dilakukan di kecamatan-kecamatan lain yang ada di Kota Batu. Seperti di Kecamatan Bumiaji dan Kecamatan Junrejo.
“Baik operasi pasar maupun gerakan pangan murah secara masif akan dilakukan. Mudah-mudahan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya,” ujarnya.
Dalam gerakan pangan murah ini, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu juga memberikan subsidi harga daging sapi. Dari harga awal Rp116 ribu per kilogram menjadi Rp106 per kilogram.
Kepala DP Pangan Kota Batu, Heru Yulianto mengatakan, kegiatan gerakan pangan murah yang akan dilakukan di dua kecamatan lainnya, menyesuaikan dengan kegiatan operasi pasar yang dilakukan oleh Diskoperindag Kota Batu.
“Lokasinya menyesuaikan Diskoperindag saat melakukan operasi pasar. Kami akan berkoordinasi terus dengan mereka,” imbuhnya.
Dalam kegiatan itu, para pembeli dibebaskan membeli sembako sesuai kebutuhan mereka. Setiap pembeli dibatasi hanya boleh membeli dua item. Selain itu, para pembeli tidak hanya berlaku bagi warga Desa Oro-Oro Ombo saja, namun berlaku bagi seluruh warga Kota Batu.
“Kami bebaskan mau beli berasnya saja. Boleh gula, atau minyak goreng. Seluruhnya diperbolehkan dengan dibatasi maksimal dua. Ini tidak hanya berlaku bagi warga Desa Oro-Oro Ombo saja, tetapi semuanya,” katanya.
Sementara itu, salah satu pembeli, Martini menyampaikan, harga beras SPHP kemasan 5 kilogram di pasaran mencapai Rp72 ribu. Sebab itu dengan kegiatan gerakan pangan murah sangat membantu keluarganya.
“Sekarang harga sulit semua, seperti beras, gula dan telor. Tidak mungkin masak dikurangi, keluarga saya banyak, satu rumah tujuh orang. Suami kerja tukang bangunan, bayaran harian Rp100 ribu. Kami berharap harga-harga jangan naik terus-terusan,” tutupnya. (Ananto Wibowo)