Malang Post – Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu akan dikembangkan menjadi kawasan bawang merah, sebagai program unggulan. Ini dilakukan berdasar hasil evaluasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) kabupaten/kota se Indonesia tahun 2023.
Dimana penilaian dilakukan dengan mengisi data self assesment, berdasar pada Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 500.2.5/0088/Bangda tanggal 8 Januari 2024. Penilaian berlangsung mulai tanggal 15 Januari 2024 hingga 23 Februari 2024 dilakukan oleh Kelompok Kerja Tim Pengendalian Inflasi Pusat bersama praktisi dan akademisi.
Pengembangan kawasan bawang merah di Desa Torongrejo sebagai program unggulan, untuk menjawab tingginya volatilitas harga bawang merah yang selalu terjadi di setiap tahunnya, hingga menjadikan potensi inflasi yang tinggi. Dengan program ini, diharapkan akan menstabilkan harga bawang merah, terutama di tingkat konsumen, khususnya di Kota Batu.
“Kawasan bawang merah di Desa Torongrejo, merupakan kerjasama multipihak dengan pemberdayaan Gapoktan Torong Makmur Desa Torongrejo. Melibatkan sebanyak 10 kelompok tani dan sekitar 400 petani,” papar Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, Kamis, (22/2).
Sementara itu, untuk kerjasama yang akan dilakukan. Dia menjelaskan, kerjasama pasca panen akan dilakukan dengan PT Tunas Kota Malang. PT tersebut akan menjamin penjualan hasil panen dari petani dengan harga menguntungkan.
Kemudian kerjasama untuk penelitian dan pengembangan, akan dilaksanakan bersana BRIN. BRIN memberikan pendampingan teknologi pengembangan bawang merah dari benih TSS (True Shallot Seed).
PANEN: Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai bersama jajaran Forkopimda Kota Batu saat melakukan panen bawang merah beberapa waktu lalu. Kini Desa Torongrejo akan dijadikan sentra bawang merah di Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Lebih lanjut, untuk ketersediaan benih, Kelompok Tani Torong Makmur akan melaksanakan kerjasama dengan Bank Indonesia Wilayah Kerja Malang. Mereka akan mendapatkan hibah bantuan benih bawang merah varietas tajuk, sebanyak 4.000 kilogram benih bawang merah untuk ditanam petani.
Pengembangan kawasan bawang merah Desa Torongrejo, guna menjamin ketersediaan pasokan bawang merah. Hal ini karena bawang merah menghasilkan daun bawang yang dipanen dua bulan sekali dan umbi bawang merah setiap empat bulan sekali.
“Dari panen bawang merah, harga bawang merah secara rata-rata tahunan tumbuh sebesar -0,28 persen dengan pertumbuhan terendah pada Bulan Maret 2023 sebesar -0,39 persen dan tertinggi sebesar 0,35 persen,” paparnya.
Dari pengembangan kawasan Bawang Merah ini, Kota Batu menjamin ketersediaan komoditi bawang merah. Sehingga mampu menekan angka inflasi dengan besaran -0,28 persen secara rata-rata periode Januari-November 2023
Pj Aries berharap, progam unggulan pengembangan kawasan bawang merah di Desa Torongrejo, bisa mendapatkan penilaian maksimal. Mengingat dampak yang ditimbulkan sangat signifikan.
Terutama meningkatkan penilaian TPID Kota Batu dibanding tahun 2022 di Peringkat 9 se Jawa Bali dengan peroleh nilai 59,81. “Kami berharap hasil evaluasi kinerja TPID Kota Batu Tahun 2023 semakin meningkat dibanding Tahun 2022, kita diperingkat 9 dengan point 59,81,” ungkapnya.
Disisi lain, dia juga berharap, kinerja TPID Kota Batu di Tahun 2024 akan semakin baik dan berdampak secara langsung di masyarakat. Dengan selalu mengembangkan inovasi dan kolaborasi bersama berbagai piha. Sehingga dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat.
“Mudah-mudahan kinerja TPID di Tahun 2024 bisa semakin ditingkatkan. Inovasi dan kolaborasi sehingga dampaknya semakin dirasakan oleh masyarakat,” tutup Pj Aries. (Ananto Wibowo)