Malang Post – Desa Wisata Sidomulyo, Kota Batu telah dikenal masyarakat luas sebagai surganya tanaman hias. Bagi wisatawan yang tengah berburu tanaman hias atau sedang berlibur ke Kota Batu. Tak ada salahnya mendatangi Kampung Sakura yang ada di desa ini.
Wisatawan bisa singgah di kampung yang sangat cantik dan sayang untuk dilewatkan itu, di RT 05 RW 11, Desa Sidomulyo. Bagi yang suka berburu spot foto dan gemar berswafoto, kampung ini adalah surganya. Sebab, hampir di setiap sudut kampung bisa dijadikan latar untuk berfoto.
Pemdes Sidomulyo akan segera melaunching destinasi wisata baru tersebut. Rencananya akan dilaunching pada Minggu, 21 Januari mendatang. Dengan menampilkan kegiatan sehari penuh, dipusatkan di area wisata tersebut.
Sebelum diresmikan, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mengunjungi telah mengunjungi Kampung Sakura. Dia datang bersama Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arief As Siddiq.
Pj Aries mengapresiasi masyarakat yang dengan mandiri dan swadaya membangun destinasi wisata baru di Kota Batu. Melalui hal tersebut, diharapkan dapat mendongkrak perekonomian desa.
“Desa Sidomulyo sudah terkenal dengan potensi bunga dan tanaman hias. Tidak salah jika warga memunculkan ide membangun destinasi Kampung Sakura, yang sangat mirip sekali dengan kondisi aslinya. Ditambah ada tiga spot rumah bernuansa Jepang yang bisa digunakan masyarakat untuk selfie maupun foto-foto berlatar belakang rumah Jepang,” tutur Pj Aries.
Hadirnya Kampung Sakura, juga selaras dengan keinginan pemerintah mewujudkan desa tematik. Dia berharap, dengan bertambahnya desa tematik Sidomulyo, akan menambah potensi peningkatan ekonomi bagi masyarakat sekitar utamanya sektor UMKM dan pusat oleh-oleh.
Ketua Pengelola Desa Wisata Sidomulyo, Abdul Rokhim menyampaikan, dikampung tersebut menyajikan ornamen-ornamen Pohon Sakura. Ornamen tersebut dibuat dengan memanfaatkan limbah. Seperti pohon apel yang sudah tidak produktif dan kantong kresek berwarna merah dan putih.
“Barang-barang limbah ini dicat dan dibentuk sedemikian rupa. Hingga terlihat menarik dan artistik. Setelah itu, ornamen-ornamen itu dipasang di sepanjang jalan kampung,” tutur Rokhim.
Keberadaan ratusan ornamen Pohon Sakura yang dipajang sepanjang jalan itu. Berhasil membuat siapapun yang berkunjung di kampung ini lupa jika sedang berada di Kota Batu. Sebab nuansa Jepang begitu kental didalamnya.
Rokhim menceritakan, dibuatnya Kampung Sakura berawal dari event Sidomulyo Flora Festival (SFF). Dimana dalam event tersebut, terdapat lomba hias kampung.
“Saat lomba hias kampung itu, kami berfikir untuk mencari sesuatu yang berbeda. Jika kampung ini dihias dengan tanaman hias maka hasilnya akan sama saja. Karena tanaman hias sudah menjadi andalan Desa Sidomulyo,” katanya.
Menurutnya, agar mampu menarik minat wisatawan. Sesuai rumus daya tarik, harus ada point interest didalamnya. Harus ada sesuatu yang berbeda, unik dan secara visual masyarakat jarang melihat
Agar nuansa Jepang lebih terasa, tak hanya Pohon Sakura saja yang dipajang dikampung tersebut. Namun di Kampung Sakura, juga dilengkapi dengan sejumlah ornamen khas Jepang lainnya.
Warga setempat juga menyewakan pakaian adat Jepang Kimono untuk wisatawan yang ingin berswafoto. Satu set komplit baju adat itu disewakan dengan harga yang ramah dikantong. Wisatawan bisa menyewanya hanya dengan merogoh kocek Rp25 ribu. (Ananto Wibowo)