Malang Post – Sejak Senin, (15/1/2024) lalu, Kota Batu melaksanakan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit polio. Sebanyak 24.677 anak usia 0 hingga 8 tahun kurang satu hari yang ada di Kota Batu bakal mendapatkan imunisasi itu.
Sub PIN Polio di Kota Batu akan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama berlangsung pada 15 hingga 20 Januari 2024. Kemudian tahap kedua dijadwalkan pada 19 hingga 24 Februari 2024. Untuk mensukseskan imunisasi tersebut, telah disiapkan sebanyak 292 Pos PIN yang tersebar mulai di puskesmas, posyandu dan SD/MI.
Di hari ketiga, Rabu, (17/1/2024), pelaksanaan imunisasi tersebut, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai meninjau langsung jalannya proses imunisasi. Ada dua titik posyandu yang dilakukan peninjauan. Yakni Posyandu Kenanga Desa Punten dan Posyandu Dahlia Desa Pandanrejo.
Dalam peninjauan itu, Pj Aries turut memberikan semangat kepada anak-anak yang akan di imunisasi. Dia juga nimbrung dengan ibu-ibu serta melakukan pengecekan buku kesehatan ibu dan anak.
Untuk mensukseskan program tersebut, dia mengajak seluruh orang tua di Kota Batu agar memiliki kesadaran, untuk memberikan vaksinasi polio kepada putra putrinya. Sehingga tidak ada penderita polio di Kota Batu.
“Kami berharap kepada para orangtua yang memiliki anak berusia 0 sampai 8 tahun, untuk membawa anak-anaknya ke posyandu. Guna mendapatkan vaksin polio, sehingga Kota Batu bebas penyakit polio,” tuturnya.
Dia juga menyampaikan, agar ibu-ibu di Kota Batu tidak ragu mengimunisasikan buah hatinya. Sebab vaksin yang digunakan pada Sub PIN Polio ini adalah vaksin generasi terbaru. Yaitu Novel Oral Polio Vaksin tipe 2 atau nOPV2. Vaksin itu diberikan sebanyak dua tetes dengan interval minimal satu bulan, sehingga aman bagi anak.
Penyakit polio termasuk salah satu penyakit yang berbahaya, karena polio sangat menular. Polio bisa menyebabkan kelumpuhan dan kematian. Polio menyebabkan kecacatan permanen, polio tidak ada obatnya. Bila satu anak terinfeksi polio maka satu negara beresiko terinfeksi.
Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, dr Susana Indahwati menambahkan, sejauh ini Dinkes Kota Batu belum menemukan adanya kasus penyakit lumpuh layu akut (Acute flaccid paralysis/AFP), yang disebabkan oleh virus Polio tipe dua di Kota Batu.
“Meski begitu imunisasi tetap harus dilakukan. Guna meningkatkan kekebalan tubuh anak. Proses imunisasi dilakukan dengan metode tetes. Bukan dilakukan dengan cara disuntik,” papar Susan.
Dia menambahkan, untuk melakukan pencegahan penyakit polio pada anak. Selain melalui imunisasi juga harus diimbangi dengan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Masyarakat harus memastikan anak-anak mereka memperoleh imunisasi rutin polio lengkap sesuai usia. Yaitu 4 kali polio tetes dan 2 kali polio suntik, sebelum usia 1 tahun,” katanya.
Lalu memastikan seluruh anak usia 0 sampai 8 tahun di seluruh wilayah Kota Batu memperoleh 2 dosis imunisasi polio tetes tambahan, pada kegiatan Sub PIN. Kemudian menerapkan PHBS, termasuk buang air besar (BAB) di jamban dengan septic tank dan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk segera melapor kepada petugas kesehatan atau puskesmas terdekat. Bila menemukan anak usia di bawah 15 tahun dengan gejala lumpuh layu mendadak.
“Polio merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Virus polio dapat menular melalui air yang terkontaminasi dengan tinja yang mengandung virus polio,” tutupnya. (Ananto Wibowo)