Malang Post – Selepas kekalahan menyakitkan, 2-3, yang diterima dari Bali United, pada Senin (4/12/2023) lalu. Pelatih Arema FC, Jose Fernando Martins Valente, membuka peluang untuk memberikan sanksi kepada Pablo Angle Ariel Lucero.
Playmaker asal Argentina itu, dikartumerah wasit Chandra, setelah di menit ke-72 secara sengaja menyikut Lutfi Kamal, pemain Bali United. Menurut Fernando Valente, perbuatan yang dilakukan pemainnya sangat konyol. Jauh dari sportivitas dan bukan tactical fould.
Tetapi belum sempat sanksi itu diberikan, sudah didahului oleh lembaga peradilan Liga 1 musim 2023/2024.
Dalam sidangnya pada Rabu (6/12/2023), Komisi Disiplin PSSI, justru memberikan hukuman tambahan. Yakni larangan sebanyak empat pertandingan, plus denda Rp5 juta, kepada pemain berusia 24 tahun tersebut.
“Jenis Pelanggaran: sengaja melakukan sikutan serta mendapatkan kartu merah langsung. Hukuman: sanksi tambahan larangan bermain sebanyak 4 pertandingan; denda Rp.5.000.000,” tulis laman PSSI, yang mengutip hasil sidang komite disiplin PSSI.
Sebelum terkena kartu merah secara langsung tersebut, Ariel Lucero sebenarnya juga sempat terkena kartu kuning. Tepatnya di menit ke-48.
Andai kartu merah langsung tersebut, diberikan bukan karena kesalahan fatal. Alias sekadar kartu merah ‘biasa’, pemain seharga Rp4,35 miliar tersebut hanya absen sekali laga. Yakni ketika Arema FC menjamu Persis Solo pada Sabtu (9/12/2023).
Tapi karena ada hukuman tambahan, yang dikeluarkan Komisi Disiplin PSSI, menjadikan Ariel juga harus absen saat Arema FC dijamu Barito Putera pada Minggu (17/12/2023). Kemudian juga absen ketika menjamu PSIS Semarang (5/2/2024) dan dijamu RANS Nusantara FC (22/2/2024).
Sebelumnya, Fernando Valente sendiri terlihat sangat kecewa dengan kartu merah yang diterima pemain asingnya. Bahkan setelah laga tersebut, dalam post match press conference, pelatih asal Portugal itu berjanji akan menyiapkan hukuman tersendiri.
“Jadi saya mungkin akan memberikan hukuman. Karena mengontrol emosi adalah sangat penting dalam sebuah pertandingan. Saya tidak bisa menerima keputusan yang sangat buruk dari pemain Arema FC,” kata Fernando Valente di hadapan wartawan peliput pertandingan yang disaksikan 2.526 penonton itu.
Kekecewaan itu, benar-benar tidak bisa disembunyikan dari pelatih berusia 64 tahun. Apalagi dia sangat berharap timnya bisa lebih konsisten. Terutama untuk bisa mendapatkan poin, agar secepatnya keluar dari zona degradasi.
Namun di laga Senin (4/12/2023) sore itu, pemain Arema FC kembali mendapatkan kartu merah yang bodoh. Padahal saat itu, timnya sudah mulai bisa mengontrol pertandingan. Dia pun menyebut, Arema FC seperti sedang melawan dirinya sendiri.
“Kartu merah itu sangat bodoh. Situasi Arema FC menjadi sangat sulit. Saya memang sedikit kecewa terhadap tim ini. Karena dalam kompetisi ini, banyak tim yang selalu bermain dengan transisi. Itu bisa terlihat dari hasil analisa di setiap pertandingan,” tandasnya.
Sekalipun di sisi yang lain, Fernando Valente juga mengakui, dalam sepak bola adalah wajar jika sebuah pertandingan penuh dengan kesalahan. Karena semua orang bisa melakukan kesalahan.
“Jadi ketika kita melihat sebuah pertandingan, ketika saat itu kita kalah. Itu bukan berarti semuanya menjadi salah. Juga saat kita memenangkan pertandingan, belum tentu semuanya menjadi benar,” tandasnya.
Apalagi dia juga sempat melihat, justru ketika Arema FC bermain dengan 10 pemain, mereka bisa menguasai pertandingan. Termasuk juga menciptakan banyak peluang. Hanya saja tidak semua peluang itu bisa dikonversikan menjadi gol.
Di laga yang berkesudahan dengan 3-2 untuk kemenangan Bali United tersebut, gol-gol dihasilkan oleh Jefferson Mateus de Assis Estacio menit ke-15 dan penaltinya menit ke-40. Serta gol bunuh diri kapten tim Arema FC, Johan Ahmat Alfarizie, di menit ke-37.
Sedangkan gol balasan Arema FC, diciptakan pemain baru asal Kolombia, Sneyder Julian Guevara Munoz menit ke-43. Ditambah gol di menit ke-60, yang dibuat oleh striker asli Malang, Dedik Setiawan. (Ra Indrata)