Malang Post – Universitas Brawijaya Malang, kembali mengukuhkan empat profesor. Mereka berasal dari FEB, FT dan FTP. Rencananya keempatnya akan dikukuhkan pada Selasa (12/12/2023) di Gedung Samantha Krida.
Yang dikukuhkan, Prof. Dr. Drs. Fatchur Rohman, M.Si., sebagai guru besar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB-UB); Prof. Gunawan Prayitno, S.P., M.T., Ph.D., guru besar di Fakultas Teknik (FT-UB); Prof. Dr. Ir. Nur Hidayat, M.P., guru besar di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP-UB) dan Prof. Sugiono, S.T., M.T., Ph.D., guru besar di Fakultas Teknik (FT-UB).
Prof. Fatchur Rohman dalam orasi ilmiahnya yang berjudul: “Model Perilaku Konsumen Digital Boutique (MPK-DB)”, meneliti bagaimana lingkungan sosial berpengaruh terhadap loyalitas seorang konsumen. Model yang dibuatnya saat ini, masih diterapkan pada konsumen Boutique sehingga perlu dikembangkan lagi.
“Kemajuan teknologi yang semakin canggih saat ini, membuat pengusaha butik perlu memikirkan inovasi yang lebih canggih, dalam memasarkan barang dagangannya.”
“Salah satu strategi yang umumnya dipakai pengelola usaha butik di era digital, yaitu menciptakan ruang belanja digital, berupa webstore atau e-marketplace,” terangnya.
Strategi tersebut, tambah Prof. Fatchur Rohman, untuk mengobservasi bagaimana aspek lingkungan fisik, dapat menstimuli perilaku pelanggan menjadi tidak relevan. Karena pelanggan berbelanja secara online tanpa mengunjungi toko fisik.
Sementara Prof. Gunawan Prayitno, dalam orasi ilmiahnya yang berujudul: “Social Capital-Integration (SCI) Sebagai Basis Konstruksi Desa Berkualitas”, memaparkan tentang SCI sebagai basis konstruksi desa berkualitas. Sebagai elemen kunci, untuk mempercepat transformasi digital di pedesaan. Dimana transformasi digital adalah pondasi utama yang membawa perubahan signifikan, dalam cara berinteraksi, bekerja dan berinovasi.
Menurutnya, saat teknologi digital mulai masuk ke desa dengan cepat, penting untuk mengenali dan memahami peran yang dimainkan oleh modal sosial, dalam membentuk desa keberlanjutan.
Sedangkan Prof. Sugiono, meneliti tentang perlintasan kereta api sebidang di Indonesia, yang tidak ada petugas ataupun palang pintu dan seringkali menyebabkan kecelakaan.
Ia pun menemukan pendekatan baru berbasis sistem integrative dalam peta jalan yang aman, yang mampu menggugah kewaspadaan dan kosentrasi pengendara yang akan melintasi perlintasan kereta api.
“Secara garis besar, aplikasi ini dibuat untuk menyempurnakan solusi existing yang hanya fokus pada area perlintasan. Sementara pengendara dan masinis belum dilibatkan secara komprehensif,” paparnya.
Peta jalan tersebut dinamakan Double Awareness Driving (DAD), yang bekerja dalam bentuk peta visual dan audio. Kedepannya, tambah Prof Sugiono, akan terintegrasi dengan sistem informasi masinis dan device pada perlintasan tanpa petugas.
Sementara Prof. Nur Hidayat, meneliti tentang Inokulum Mikrobia Pendegradasi Limbah Agroindustri (Impala). Yakni bagaimana memproduksi inokulum mikrobia dengan memanfaatkan limbah yang dikeluarkan oleh unit proses produksi. Dimana Inokulum mikrobia menjadi Inocul penting, dalam penanganan limbah secara biologis dan menunjang produktivitas.
Menurutnya, ketersediaan inokulum mikroorganisme di ranah industri terutama industri skala menengah dan kecil belum mendapat perhatian. Sehingga masih banyak limbah yang belum tertangani.
“Pihak ketiga yang menangani limbah terutama limbah padat, masih kesulitan mendapatkan mikroorganisme ini. Sehingga mereka masih membutuhkan lahan yang luas, untuk menampung limbah sebelum dikomposkan.”
“Penyediaan mikroorganisme pendegradasi limbah agroindustri yang mampu melakukan perombakan dengan cepat perlu dilakukan dengan baik dan benar,” ungkapnya. (M. Abd. Rahman Rozzi)