Malang Post – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), kembali menambah jumlah guru besar.
Kali ini ada tiga guru besar dari Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) yang dikukuhkan pada Sabtu (2/12/2023) kemarin.
Ketiganya adalah Prof. Dr. Ir. Damat, MP.,IPM; Prof. Dr. Ir. Wehandaka Pancapalaga, M.Kes dan Prof. Dr. Ir. Rahayu Relawati, M.M.
Ketiganya memiliki kepakaran masing-masing dan memberikan kontribusi bagi keilmuan dan masyarakat.
Misalnya Prof. Rahayu yang memiliki interest di bidang manajemen agribisnis.
Seperti struktur pasar komoditas pangan dan hortikultura, strategi pemasaran, dan perilaku konsumen.
Kepedulian pada sustainable agribusiness juga telah memotivasinya untuk mengkaji pemasaran produk pangan organik dan perilaku green consumer.
Berbagai riset yang dilakukan, telah mendapat dukungan pendanaan dari Dikti dan pendanaan internal UMM, terhitung ada 21 penelitian yang sudah dijalan sejak tahun 2007 hingga 2022.
Riset green marketing bidang agribisnis, memberikan dampak positif bagi lingkungan maupun bisnis. Green marketing membuka jalan bagi perusahaan untuk memberikan layanan ramah lingkungan.
Ada banyak kebermanfaatan dari penelitian tersebut, termasuk terwujudnya sustainable development goals (SDGs).
Misalnya pada SDG yang kedua, yakni kontribusi terhadap tujuan pangan dan ketahanan pangan. Begitupun dengan SDG 1 dan 8 yang berkaitan denan pengentasan kemiskinan dan peningkatan pekerjaan layak.
“Penelitian saya juga memberikan kontribusi green marketing dan perilaku green consumers. Manajemen agribisnis yang baik akan meningkatkan produktivitas, mengurangi limbah dan akses yang adil akan sumber daya dan peluang,” kata Prof. Rahayu.
Dilanjutkan Prof. Damat, yang senantiasa mengkaji pangan fungsional berbasis sumber daya lokal. Tujuannya untuk mengembangkan produk pangan kaya pati resisten.
Selain itu, ia juga terus mendampingi sertifikasi halal produk makanan dan minuman. Sejak 2006 hingga 2021, Damat selalu mendapatkan dukungan pendanaan dari Dikti melalui beragam penelitian dan pengabdian.
Ia menelurkan produk beras analog kaya antioksidan (Rasgadan), makaroni kaya pati resisten, cake dengan indeks glikemik rendah hingga pendirian UMM Bakery, serta produk penelitian lainnya.
Prof Damat juga mengembangkan produk berbahan baku lokal dan tidak mengandung gluten. Adapun gluten tidak baik dikonsumsi oleh orang yang intoleran terhadap gluten, karena dapat menyebabkan celiac.
Berbagai penelitiannya berupaya mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional berbasis sumber daya lokal. Selai itu juga untuk menyediakan pangan fungsional.
Di sisi lain, adapula Prof. Wehandaka, yang meneliti di bidang teknik finishing kulit samak dengan pewarnaan alami. Produk tersebut dikenal dengan sebutan batik ecoprint.
Ia memulai penelitiannya pada 2014 lalu dengan riset metode batik pada kulit samak. Kemudian pada 2016, ia mengembangkan teknik finishing kulit dengan metode pewarnaan ikat. Di 2018, ia bahkan mencoba metode ukir hingga akhirnya mengembangkan metode ecoprint yang sudah dijalankan sejak 2021.
“Dengan batik ecoprint ini, saya juga mendampingi usaha-usaha masyarakat terkait barang-barang kulit di beberapa tempat. Misalnya di Bululawang, Malang hingga Magetan. Salah satu keunggulannya adalah motif yang bervariasi dan lebih unik,” jelas Prof. Wehandaka.
Prof. Wehandaka juga menegaskan, metode ecoprint ini juga sangat ramah lingkungan sehingga tidak menyebabkan kerusakan alam. Pengembangan itu juga sekaligus membantu produk UMK pengrajin barang-barang kulit dan lebih berdaya saing
Rektor UMM, Prof. Dr. Fauzan, M.Pd. menyampaikan apresiasi kepada ketiga Guru Besar dalam membangun kesadaran dari orasi ilmiah, khususnya relevansi yang kuat dengan SDGs di bidang pangan yang sangat strategis, selain isu terkait energi.
“Ketiga profesor ini juga mendorong regenerasi SDM di bidang pertanian, dengan harapan apa yang telah dilakukan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas,” tandasnya.
Ketua Program Studi Agribisnis Ary Bakhtiar menyambut baik pengukuhan ini.
“Semoga bisa menambah khazanah keilmuan Agribisnis dan mampu berkontribusi untuk masyarakat luas nantinya,” urainya selepas ikut serta hadir dalam pengukuhan para seniornya tersebut.
Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar di gedung Aula BAU juga dihadiri beberapa undangan khusus. Yaitu tokoh senior UMM dan mantan Rektor UIN Maliki, Prof. Imam Suprayogi dan Prof. Dr. Dyah Sawitri, S.E.,M.M, Kepala LLDIKTI Wilayah VII.
Acara berlangsung khidmat, namun dalam suasana yang santai, bahkan usai menyampaikan orasi ilmiah, Prof. Rahayu sempat menyumbangkan sebuah lagu didampingi suami tercinta di hadapan Rektor dan jajarannya serta para undangan. (M. Abd. Rahman Rozzi)