Malang Post – Dewasa ini, stunting masih menjadi permasalahan kesehatan yang disorot di Indonesia. Bahkan menjadi isu prioritas nasional.
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang pada usia balita, yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama. Terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Dampak dari stunting adalah, kurangnya perkembangan yang optimal pada otak anak. Dampak jangka panjangnya akan mengurangi kapasitas untuk berpendidikan lebih baik.
Salah satu faktor yang harus diperhatikan, dalam menurunkan angka stunting adalah peran orang tua itu sendiri.
Pola asuh yang erat kaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki para ibu, memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting pada balita.
Berdasarkan data yang diperoleh, Desa Wonorejo, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, telah mencapai angka stunting yang cukup tinggi. Yaitu sebesar 12 persen.
LITERASI: Mahasiswa KKN UM tengah mempersiapkan media edukasi permasalahan stunting di Desa Wonorejo, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. (Foto: Istimewa)
Hal tersebut tidak dapat dipungkiri, karena berdasarkan hasil obervasi yang dilakukan, masih banyak calon ibu dan ibu balita, yang belum memiliki pengetahuan yang memadai, terkait stunting dan bagaimana penanganannya.
Selain itu, para ibu masih memiliki persepsi yang negatif terhadap Posyandu, sehingga enggan membawa anaknya untuk melakukan penimbangan rutin.
Hal tersebut perlu ditindaklanjuti, agar kejadian stunting di Desa Wonorejo, dapat dideteksi dan ditekan perkembangannya.
Melalui kegiatan MBKM Peduli Stunting Universitas Negeri Malang, bekerja sama dengan BKKBN, mahasiswa jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, berupaya untuk memberikan edukasi. Khususnya kepada para calon ibu dan ibu balita di wilayah Desa Wonorejo, terkait permasalahan stunting.
Pemberian edukasi ini, dikemas dengan publikasi media promosi kesehatan, di tempat yang sering dijangkau oleh para calon ibu dan ibu balita.
Media tersebut telah disebar ke pondok bersalin desa (POLINDES) Wonorejo dan tujuh Posyandu yang aktif pelaksanaannya setiap bulan di Desa Wonorejo.
Mengutip rilis Humas UM, Jumat (1/12/2023), program ini dilaksanakan pada 3-20 November 2023 lalu. Dengan memberikan edukasi terkait stunting, melalui media X-banner dan poster.
Media tersebut menerangkan gambaran umum tentang penyakit stunting (pengertian, penyebab, bahaya stunting), cara mencegah stunting pada anak. Serta pesan persuasif untuk tidak menghiraukan permasalahan stunting, yang dapat terjadi pada anak.
Pemberian edukasi ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para ibu, serta memberikan kesadaran bahwa pencegahan stunting, penting untuk dilakukan dan tidak dihiraukan begitu saja.
Selain itu, diharapkan melalui pemberian edukasi ini, persepsi negatif para ibu tentang posyandu, dapat berubah. Sehingga para ibu menyadari Posyandu sangat besar manfaatnya untuk tumbuh kembang anak dan deteksi dini kejadian stunting. (M. Abd. Rahman Rozzi)