Malang Post – Dibandingkan kontestan Liga 1 musim 2023/2024 ini, Arema FC bisa jadi salah satu tim yang melakukan persiapan lebih awal. Betapa tidak, Singo Edan sudah menggelar latihan sejak 3 April 2023 lalu.
Selama masa persiapan, hingga pekan ke-9 Liga 1 pada Minggu (20/8/2023) lalu, paling tidak ada tiga pelatih yang memoles Arema FC.
Di masa persiapan hingga pekan ke-4, kendali ada pada I Putu Gede Swisantoso. Dilanjutkan Joko ‘Gethuk’ Susilo hingga pekan ke-7, setelah Putu Gede memutuskan mundur dari kursi asisten pelatih.
Lantas pada dua laga selanjutnya, di pekan ke-8 dan 9, giliran Kuncoro yang menjadi karteker pelatih Arema FC. Itu karena Joko ‘Gethuk’ Susilo, dikembalikan ke Akademi Arema.
Tak heran jika Jose Fernando Martins Valente masuk ke Arema FC, sejak pekan ke-10, dia merasakan agak sulit untuk bisa menerapkan ide-ide yang ada dalam pikirannya. Agar bisa diimplementasikan di lapangan oleh pemain Arema FC.
Bagaimana tidak, setiap pelatih pasti memiliki ciri khas tersendiri. Untuk bisa memberikan ilmu sepakbolanya, yang pada akhirnya menjadi sebuah strategi permainan, terhadap pemain di lapangan.
Sementara penain Arema FC, sebelum kedatangan Fernando Valente, sudah dimasuki ilmu dari tiga pelatih yang berbeda.
Kesulitan itulah yang dianggap menjadi kendala tersendiri bagi pelatih asal Portugal ini. Yakni saat dia harus menerapkan konsep dan cara bermain, seperti yang dia inginkan. Tentunya dengan model dan pola yang dia sodorkan.
“Konsep dan ide yang ingin saya terapkan, tak bisa berjalan tanpa adanya pemahaman dari pemain. Setidaknya dalam sepekan terakhir itulah yang saya temui di sesi latihan,” ujar pelatih berusia 64 tahun ini.
Padahal dalam beberapa latihan tersebut, mantan pelatih Shaktar Donetsk U1-9 Ukraina ini, sudah mulai memasukkan konsep-konsep baru itu ke dalam tim ini.
Hanya saja pemahaman tiap pemain berbeda-beda. Ada yang bisa langsung memahami apa yang dia inginkan. Tapi ada juga yang masih butuh proses. Meski secara umum, semuanya masih dalam jalan yang benar.
“Karena konsep baru yang saya terapkan, butuh konsistensi dari para pemain Arema.”
“Mereka harus bisa memahami dengan baik, bagaimana cara bermain seperti yang saya inginkan.”
“Jika pemahaman itu sudah kuat, maka dengan mudah kita bisa memetik keuntungan dari penerapan konsep-konsep baru tersebut,” katanya pelatih yang berhasil membawa Shaktar Donetsk menjuarai Liga Ukraina U-19 pada musim 2019/2020 lalu. Seperti dilansir dari wearemania.
Karenanya, pelatih berlisensi UEFA A Pro itu berharap banyak terhadap para pemainnya. Sebab Arema FC saat ini sedang dalam proses menuju lebih baik,lebih konsistensi dan bagaimana memahami kebutuhan dalam pertandingan.
“Saya senang dengan sikap pemain. Saya suka dengan fokus mereka di lapangan,” tandasnya.
Terlebih-lebih semua hal yang dia coba untuk diterapkan kepada pemainnya, harus berhadapan dengan kondisi fasilitas latihan yang dianggap tidak memadai. Tetapi Fernando Valente, sama sekali tidak mengeluhkan kondisi tersebut.
Hal itu terkait dengan kondisi Stadion Gajayana di Kota Malang, yang rumputnya mengeras selama musim kemarau ini.
Sedangkan Arema FC, selama pulang kandang ke Malang, selalu berlatih di salah satu stadion tertua di Indonesia tersebut.
Bahkan menurut Valente, kondisi lapangan yang keras itu berpotensi membuat pemain lebih mudah mengalami cedera.
Satu lagi, kerasnya lapangan menjadi tantangan tersendiri baginya yang lagi mengajarkan konsep-konsep baru kepada pemainnya.
“Kita harus melatih konsep itu dalam situasi dan kondisi bagaimanapun, termasuk di lapangan kurang baik sekalipun,” kata mantan pelatih Estoril Praia U-23 di Liga Portugal itu.
Dia pun mencoba berpikir positif, tentang kesulitan Arema mencari lokasi latihan dengan kondisi lapangan yang memadai. Secara tak langsung, pelatih asal Portugal itu ingin membiasakan para penggawa Arema untuk berlatih dalam situasi dan kondisi terburuk.
Jika pemain berlatih di lapangan tak ideal, bisa jadi mereka tak kaget ketika bermain di lapangan dengan kondisi yang tak terduga. Artinya, Dendi Santoso dan kawan-kawan benar-benar dimintanya siap dengan kondisi apapun.
“Saat kita berlatih di lapangan kurang baik, kadang hasil yang diinginkan bisa keluar. Nah, ketika kita bermain di lapangan yang bagus, maka potensi keluarnya hasil yang kita inginkan itu akan semakin besar,” pungkasnya. (*/ Ra Indrata)